REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Sebuah keputusan yang dikeluarkan untuk melarang mesjid tua Oslo membantu pengungsi telah memicu kemarahan di kalangan umat Islam Norwegia. Otoritas imigrasi setempat memutuskan hanya organisasi netral yang diizinkan memberi bantuan.
"Kami memiliki cukup relawan dan sanitasi di tempat kami. Jika kami dapat membantu, kami siap," kata Arshad Jamil dari Pusat Kebudayaan Islam, masjid tertua Norwegia, seperti dilansir Onislam, Kamis (10/9).
Tawaran Muslim seiring kabar kedatangan 700 pengungsi baru, terutama dari Suriah, Mereka dikabarkan tiba di Norwegia pekan ini.
Dengan meningkatnya jumlah pengungsi, Direktorat Imigrasi Norwegia (UDI) telah berkoordinasi bersama badan amal dan organisasi lainnya yang dapat memberikan akomodasi sementara bagi mereka yang tiba. Memiliki fasilitas yang dibutuhkan untuk pengungsi berlindung, masjid Oslo sendiri menawarkan penampungan untuk beberapa pengungsi yang baru tiba.
Tawaran itu ditolak setelah UDI menegaskan direktorat tidak bisa menggunakan organisasi keagamaan. "Mereka yang berada dibalik penawaran mungkin juga memiliki kepentingan, bahkan jika mereka agama atau politik," ujar Frode Forfang, Direktur UDI.
"Kita juga bisa menggunakan Salvation Army, atau Gereja Kota Misi untuk hal itu. Tapi perlu bersikap netral," tambah Frode.
Untuk mengisi kekurangan tempat tidur, permintaan bantuan pemerintah telah disanggupi Palang Merah Norwegia. Palang Merah menawarkan 60 tempat tidur bagi para pengungsi dan Angkatan Bersenjata Norwegia yang telah berjanji untuk menyediakan bekas barak militer.
Populasi Muslim di sana telah tumbuh dengan pesat, sekitar 150-200 ribu dari 5,2 juta penduduk Norwegia.
Perdebatan soal imigrasi di Norwegia juga muncul ke permukaan pada tahun 2011. Saat itu, Anders Behring Breivik menewaskan 77 orang dan menuduh pemerintah dan Partai Buruh yang berkuasa memfasilitasi imigrasi Muslim untuk mengorbankan penduduk asli Norwegia.
Dukungan untuk imigrasi terus meningkat sejak serangan itu. Jajak pendapat akhir tahun lalu menemukan bahwa 77 persen orang berpikir imigran membuat kontribusi penting untuk masyarakat Norwegia.