Jumat 11 Sep 2015 07:00 WIB

Jumlah Tambahan Anggaran BIN yang Diminta Sutiyoso

Rep: Agus Raharjo/ Red: Bilal Ramadhan
Kepala Badan Intelejen Nasional (BIN) Sutiyoso bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (10/9).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Kepala Badan Intelejen Nasional (BIN) Sutiyoso bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (10/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Intelejen Negara (BIN) akan meminta tambahan anggaran untuk tahun 2016. Besar anggaran yang diminta BIN sekitar Rp 3,7 triliun. Hal itu merujuk pada patokan anggaran minimal yang telah disepakati antara Komisi I DPR RI dengan Kepala BIN yang lama Marciano Norman minimal sebesar Rp 3 triliun.

Kepala BIN, Sutiyoso mengatakan, pihaknya memastikan akan meminta tambahan anggaran tahun 2016 untuk BIN. Padahal, saat ini BIN juga menjadi salah satu lembaga yang terkena dampak pemotongan anggaran oleh Menteri Keuangan.

Dalam kebijakan dan anggaran belanja pemerintah pusat RAPBN tahun 2016 dan proyeksi jangka menengah periode 2017-2019 di Nota Keuangan Pemerintah, anggaran untuk BIN tercatat Rp 1.592,6 miliar. Padahal, dalam pengajuan, BIN meminta anggaran lebih dari Rp 2 triliun. Jadi, BIN terkena pemotongan anggaran sekitar Rp 424 miliar.

“Jadi tahun depan kami minta Rp 3,7 triliun,” kata Sutiyoso usai rapat kerja dengan komisi I DPR RI, Kamis (10/9).

Sutiyoso menambahkan, komisi I juga sudah menyetujui penambahan anggaran yang akan diminta BIN ini. Sebab, komisi I memahami wilayah kerja yang akan digarap BIN. Bukan hanya di dalam negeri, namun juga luar negeri. Jadi, tugas dan tanggungjawab BIN akan semakin meluas.

“Karena itu tidak masuk akal kalau pembiayaan hanya sekian (Rp 1,59 triliun),” tegas dia.

Mantan Ketua Umum PKPI ini mengatakan, BIN dan komisi I akan bersama-sama memerjuangkan penambahan anggaran tersebut agar kinerja BIN semakin maksimal. Terutama untuk menjaga keamanan dalam negeri. Rencananya BIN akan menambah personel sebanyak 1000 orang untuk dikirim ke daerah-daerah.

Menurut sosok yang akrab disapa Bang Yos ini, selama ini gangguan keamanan tidak bisa terdeteksi dengan baik karena jumlah BIN sangat kurang. Dari kebutuhan yang dihitung BIN sebanyak 5400 personel, masih kurang sekitar 1900 orang. Dengan jumlah itu, imbuh Sutiyoso, dinilai sangat kurang untuk mendeteksi seluruh wilayah di Indonesia.

“Juga perlengkapan sudah masuk dalam ‘cyber war’ dan itu akan meningkatkan kemampuan kita yang memang memiliki embrio cyber intelijen,” tegas dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement