Kamis 10 Sep 2015 23:40 WIB

12 Ribu Hektare Tanaman Padi di Indramayu Puso

Rep: Lilis Handayani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Padi
Padi

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Sedikitnya 12 ribu hektare tanaman padi di Kabupaten Indramayu mengalami gagal panen (puso). Para petani pun berharap adanya bantuan puso dari pemerintah.

 

''Tanaman padi mengalami puso akibat kekeringan,'' ujar Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu, Takmid, Kamis (10/9).

Takmid menyebutkan, realisasi tanam padi pada musim tanam gadu tahun ini mencapai 102 ribu hektare. Dari jumlah itu, 50 persen di antaranya berhasil panen.

Sedangkan sisanya, sebanyak 12 ribu hektare di antaranya tak berhasil diselamatkan akibat kekurangan air. Sementara lainnya, masih berupa tanaman berumur satu minggu hingga menjelang panen.

Menurut Takmid, puso akibat kekeringan terutama terjadi di daerah-daerah yang berada paling ujung dari saluran irigasi. Adapun daerah-daerah itu, di antaranya Kecamatan Kandanghaur, Losarang, Gantar, Haurgeulis, Cikedung, Terisi, Gabuswetan,  Lohbener, Arahan, Cantigi, Krangkeng, Karangampel, Juntinyuat, Balongan, Jatibarang, Indramayu, Pasekan dan Sindang.

Takmid mengatakan, untuk mencegah puso, pihaknya sebenarnya sudah berupaya melakukan langkah antisipasi. Selain memberlakukan jadwal gilir giring dan pengawalan distribusi air, pihaknya juga melakukan pompanisasi dan normalisasi saluran-saluran air.

Namun, musim kemarau tahun ini yang diatas normal menyebabkan sungai-sungai dan saluran irigasi juga mengering. Akibatnya, pompanisasi tak bisa dilakukan secara optimal karena memang tak ada air yang bisa disedot.

Sementara itu, berbeda dengan data puso versi Dinas Pertanian dan Peternakan, Wakil Ketua KTNA Kabupaten Indramayu, Sutatang, menyebutkan, tanaman padi yang mengalami puso di Kabupaten Indramayu mencapai 30 ribu hektare. Adapun usia tanaman padi yang mengalami puso berkisar antara 20 hingga 40 hari.

''Banyak data puso di lapangan yang tidak dilaporkan ke dinas,'' keluh Sutatang.

Sutatang mengatakan, data yang dimiliki dinas itu berasal dari laporan UPTD dan Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman di setiap kecamatan. Saat menanyakan ke sejumlah UPTD, dia mendapat jawaban bahwa UPTD memang sengaja tak melaporkan data puso yang sesungguhnya karena takut terjerat kasus hukum jika nanti ada bantuan bagi petani yang puso.

Salah seorang petani di Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Indramayu, Sadi, mengaku sangat mengharapkan adanya bantuan puso dari pemerintah. Pasalnya, seluruh modal yang telah dikeluarkannya untuk tanam gadu tak bisa kembali karena tanaman padinya mengalami puso. ''Saya rugi besar. Sekarang untuk makan sehari-hari saja pusing nyarinya,'' keluh Sadi.

Sadi mengatakan, bantuan puso dari pemerintah sangat dibutuhkannya untuk musim tanam rendeng (penghujan) nanti. Dia sangat berharap bantuan itu benar-benar terealisasi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement