REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan titik panas (hotspot) di Sumatera dan Kalimantan terus meningkat.
Berdasarkan pantauan Satelit Terra dan Aqua pada Jumat (11/9) pukul 05.00 WIB terdapat 1.887 hotspot yaitu 575 di Sumatera dan 1.312 di Kalimantan.
"Hotspot di Sumatera masih terkonsentrasi di Sumsel 449, Jambi 93, Babel 49, dan Riau 11," kata Sutopo melalui siaran pers, Jumat (11/9).
Kemudian di Kalimantan ada 1.312 hotspot yaitu di Kalbar 508, Kalsel 127, Kalteng 579, Kaltim 95 dan Kaltara 4. Diperkirakan hingga 14-9-2015 potensi kebakaran masih tinggi karena cuaca makin kering.
Ia menjelaskan saat ini asap masih mengepung Sumsel, Jambi, Riau, sebagian Lampung, dan hampir seluruh wilayah Kalimantan kecuali Kaltara.
Bahkan, jarak pandang pada pagi ini di Pekanbaru 500 m, Rengat dan Pelalawan 200 m, Jambi 500 m, Muaro Jambi 400 m, Kalteng 150-700 m, Kalsel 500 m. Kualitas udara sebagian besar berada pada level tidak sehat hingga berbahaya. Data sementara penderita ISPA di Riau 14.566 jiwa, Sumsel 22.855 jiwa, dan Kalsel 40.000 jiwa.
Berdasarkan Badan Nasional Lingkungan Hidup Singapura, kualitas udara terus memburuk yaitu 144-167 PSI atau tergolong tidak sehat (unhealthy). Udara dinyatakan tidak sehat jika PSI antara 1001-200.
Upaya pemadaman api masih terus dilakukan, baik dari udara, darat, penegakan hokum, sosialisasi dan pelayanan kesehatan. Kepala BNPB, Willem Rampangilei, memimpin rapat koordinasi di Posko Satgas Siaga Bencana Asap Akibat Karhutla di Palembang (11/9) mengatakan bahwa tugas pokok dalam rencana operasi perlu serentak dalam pemadaman, pengerahan sumberdaya, mencegah terjadinya kebakaran baru, intensifkan sosialisasi, penegakan hukum.
BNPB akan menambah satu helikopter MI-171 dari Papua ke Palembang. BNPB akan berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan terkait perijinan penerbangan. 1.050 personil TNI yang diperbantukan Satgasops BNPB ditempatkan di Musi Banyuasin, OKI, dan Banyuasin.