REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama telah bertemu dengan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan untuk membahas proyek Light Rapid Transit (LRT). Ini menjadi langkah untuk mempercepat pembangunan LRT yang ditargetkan rampung dalam tiga tahun.
Ahok, begitu Basuki biasa disapa, berencana menggabungkan LRT dengan Commuter Line yang beroperasi di Jabodetabek. Langkah itu untuk memudahkan penumpang memakai hanya satu tiket.
"Saya harapkan nanti bisa gabung dengan KCJ sehingga bisa kita pakai single tiket. Jadi semua orang bayar tiket sama," katanya di Kementerian Perhubungan, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (11/9).
Ahok mengaku tidak memikirkan keuntungan dan kerugian proyek LRT. Ia berdalih proyek ini bukan menjadi bisnis kereta api. Menurutnya, proyek ini dijalankan karena tekad menyelesaikan permasalah kemacetan di Ibu Kota. "Kita juga nggak pengen punya bisnis kereta api. Kita pengen masalah tansportasi Jakarta selesai," sebutnya.
Ia menargetkan sembilan koridor dengan Bogor, Bekasi, Tangerang, dan Depok bisa selesai dalam waktu tiga tahun. Apalagi Jakarta akan menjadi tuan rumah dalam penyelenggaran ASEAN Games pada 2018 mendatang.
Dalam pertemuannya dengan Jonan, ia memberikan saran agar lelang sarana LRT bisa disamakan. Jadi, kereta yang digunakan jenisnya sama di semua wilayah. Termasuk relnya yang bisa terintegrasi. "Begitu integrasi fisiknya sehingga bisa deponya bisa saling pinjem," ucapnya.
Tambah dia, LRT juga akan diusahakan terintegrasi dengan moda transportasi lainnya. Jadi depo-depo yang ada di Kampung Bandan ataupun Manggarai bisa dipakai bersama.