Jumat 11 Sep 2015 21:34 WIB

Mewujudkan Maluku Sebagai Lumbung Ikan Nasional

Red: Muhammad Hafil
Dirut BRI Asmawi Syam dan Pangdam XVI/Pattimura Mayjen (TNI) Doni Monardo saat meninjau lokasi pelatihan budi daya ikan laut di Ambon, Maluku.
Foto: Humas BRI
Dirut BRI Asmawi Syam dan Pangdam XVI/Pattimura Mayjen (TNI) Doni Monardo saat meninjau lokasi pelatihan budi daya ikan laut di Ambon, Maluku.

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Sejak digelarnya Sail Banda 2010 lalu, pemerintah telah menetapkan Provinsi Maluku sebagai lumbung ikan nasional. Pemerintah pada waktu itu melihat potensi Maluku yang memiliki potensi produksi ikan tangkap sebesar 1,63 juta ton per tahun. Namun, yang dimanfaatkan baru 21 persen atau sekitar 341.966 ton.

Angka tersebut tidak termasuk potensi produksi budidaya ikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kekayaan laut di Maluku masih perlu dikelola dengan lebih baik untuk kesejahteraan rakyat.

Atas dasar itulah, Bank Rakyat Indonesia (BRI) bersama Kodam XVI/Pattimura dan Pemerintah Provinsi Maluku berupaya untuk mempercepat pelaksanaan kebijakan lumbung ikan nasional di Maluku. Tujuannya  agar segera mendongkrak peningkatan ekonomi daerah maupun ekonomi nasional.

"Apalagi Maluku merupakan salah satu provinsi dengan bentuk kepulauan dan 92,4 persen dari luas wilayah provinsinya merupakan perairan laut," kata Direktur Utama PT BRI Tbk, Asmawi Syam saat membuka Pelatihan Hasil Budidaya Laut untuk Warga Maluku di Markas Kodam XVI/Pattimura, Ambon, Kamis (10/9).

Karena itulah, lanjut Asmawi, pihaknya mendukung penuh kegiatan yang digagas oleh Kodam XVI/Pattimura dan pemerintah yaitu program lumbung ikan nasional di Maluku. Kegiatan ini berupa pelatihan budidaya hasil laut, yang terdiri dari kegiatan pelatihan budidaya hasil laut, bantuan paket budidaya ikan laut di keramba jaring apung serta bantuan paket budidaya ikan laut di darat. 

"Kegiatan ini selaras dengan tujuan corporate social responsibility (CSR) Bank BRI yaitu melibatkan masyarakat dalam pelaksanaannya," kata Asmawi.

Menurut Asmawi,  pelatihan dan bantuan berupa paket budidaya hasil laut di Keramba Jaring Apung dan bantuan paket budidaya hasil laut di darat adalah salah satu kegiatan yang berkelanjutan. Karena kegiatan ini membantu mengembangkan potensi wilayah dan melaksanakan usaha produktif dalam sektor riil. Pelatihan yang dilakukan diharapkan dapat membuka wawasan masyarakat sehingga bisa meningkatkan kompentensi kewirausahaan dan pemasaran hasil produk.

Hingga Semester II 2015, Bank BRI telah menyalurkan realisasi Bina Lingkungan sebesar Rp.53 milyar melalui program BRI Peduli Bangga BerIndonesia melalui berbagai bidang, yaitu bidang pendidikan, bidang kesehatan, bidang sarana parasana umum, bidang sarana ibadah, bidang pelestarian alam, bidang korban bencana alam serta bansos untuk pengentasan  kemisikinan.

Sedangkan Pangdam XVI/Pattimura, Mayjen (TNI) Doni Monardo mengatakan, jumlah warga yang mendapat pelatihan sebanyak 100 orang. Mereka dilatih selama 12 hari yakni sejak 10 September hingga 21 September 2015.

Nantinya akan ada sembilan kelompok kampung di Ambon yang mengikuti program ini. Termasuk di dalamnya anggota TNI dan  Polri.

Kegiatan pelatihan meliputi pengenalan Karamba Jaring Apung (KJA), budidaya udang, penangkaran beniih, budidaya ikan konsumsi dan ikan hias, serta perawatan pengobatan komoditas budidaya laut. Jumlah dana untuk kegiatan ini mencapai Rp 1,5 miliar yang berasal dari dana CSR BRI selaku sponsor utamanya. Dana CSR ini akhirnya dibagi menjadi paket di mana 5 kelompok akan membuat budidaya ikan di kolam-kolam, dan 4 dengan cara KJA.

Wakil Gubernur Maluku Zeth Sahuburua mengaku sangat mendukung program pelatihan yang digagas oleh Pangdam XVI/Pattimura dan didukung penuh oleh BRI selaku sponsor utamanya. Dia berharap, pelatihan ini bisa menggugah semangat warga untuk menghasilkan budidaya ikan dan menjadikan Maluku sebagai lumbung ikan nasional secara maksimal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement