REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pejabat Amerika Serikat (AS) kembali memperingatkan militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) untuk tidak menggunakan senjata kimia, termasuk gas mustard.
Menurut pejabat tersebut, ahli senjata Amerika telah mengidentifikasi penggunaan senjata kimia di Irak dan Suriah. Setidaknya ISIS sudah empat kali menggunakan gas mustard di kedua sisi perbatasan negara.
"Kami telah melihat mereka menggunakan gas mustard setidaknya empat kesempatan terpisah di kedua sisi perbatasan Irak dan Suriah. Kami menilai bahwa mereka memiliki senjata kimia aktif,” katanya kepada BBC, seperti dilansir dari imesofindia, Sabtu (12/9).
Sumber tersebut mengatakan, bahan kimia itu digunakan dalam bentuk bubuk yang dikemas ke dalam bahan peledak tradisional seperti mortir. Bahan jadi itu kemudian digunakan sebagai senjata.
Efek dari senjata gas mustard akan membuat kulit lecet. Meskipun paparan belerang mustard biasanya tidak fatal, namun tidak ada pengobatan atau obat penawarnya.
Lebih dari 200 ribu orang tewas sejak perang saudara Suriah yang dimulai setelah protes anti-pemerintah pada awal tahun 2011. Sebagian kecil dari kematian itu disebabkan oleh senjata kimia.