REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Organisasi Konferensi Negara-Negara Islam (OKI) mengharapkan Indonesia agar terus meningkatkan perannya terlebih dalam menyebarkan pemahaman bahwa Islam merupakan agama antikekerasan.
"Adalah tanggung jawab kita bersama untuk bersama-sama mengedepankan pandangan ini," kata Sekjen Organisasi Konferensi Negara-Negara Islam (OKI) Iyad Madani usai diterima Presiden Joko Widodo di Istana Raja Faisal, Jeddah, Sabtu (12/9) siang waktu setempat.
Ia mengatakan pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo terkait juga dengan peran Muslim dan negara-negara yang berpenduduk Muslim untuk terus menyuarakan pemahaman yang benar atas Islam.
"Mereka yang bergabung dalam OKI karena kesamaan agama yang dianut yaitu Islam, sehingga pandangan tentang bagaimana Islam sebenarnya bisa disampaikan," katanya.
Sementara itu Menlu Retno P Marsudi mengatakan, OKI juga menyambut baik terkait usulan Indonesia dibentuknya kontak group terkait upaya memperkuat solidaritas sesama negara Islam menghadapi berbagai masalah.
"Diawal pertemuan Sekjen OKI menyampaikan aspirasi kepada Indonesia atas peran aktif di OKI, juga disampaikan apresiasi Indonesia di mana antara demokrasi dan Islam dapat berjalan bersama," katanya.
Ditambahkan Menlu, usulan pembentukan kontak group mendapatkan sambutan yang baik dari OKI.
Sekjen OKI dalam pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo juga menyampaikan undangan kehadiran Presiden dalam tiga Konferensi OKI yang akan berlangsung dalam beberapa bulan mendatang dan awal 2016 mendatang.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden didampingi Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Menlu Retno P Marsudi, Seskab Pramono Anung, Menteri ESDM Sudirman Said dan utusan khusus Presiden untuk Timur Tengah Alwi Shihab.
Usai menerima Sekjen OKI, Presiden kemudian menuju Istana Al-Salam Diwan Malaki untuk melakukan pertemuan dengan Raja Salman bin Abdulaziz sekaligus menerima penghargaan King Abdulaziz Medal dari pemerintah Arab Saudi.