REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sebuah studi menunjukkan penggunaan media sosial dapat memicu penurunan kualitas istirahat dan meningkatkan risiko depresi pada remaja.
Dalam studi dipresentasikan dalam BPS Developmental and Social Psychology Section di Inggris, Jumat (11/9) ini, penelitian melibatkan 467 remaja berusia antara 11 hingga 17 tahun. Mereka ditanya soal penggunaan media sosial saat siang dan malam. Kualitas istirahat, percaya diri dan tingkat depresi mereka juga dites.
Penelitian yang dilakukan Heather Cleland Woods dari University of Glasgow Scotland ini menemukan, menggunaan media sosial berhubungan erat dengan penurunan kualitas istirahat, percaya diri, dan meningkatkan kelelahan serta depresi pada partisipan.
"Mengenai kualitas istirahat, mereka yang menggunakan media sosial pada malam hari lebih terimbas," kata Woods seperti dikutip Live Science, Jumat (11/9).
Bertambahnya usia remaja juga meningkatkan kerentanan depresi dan kelelahan. Pada penelitian lainnya juga ditemukan kaitan erat sosial media dengan emosi penggunanya secara keseluruhan seperti yang dipublikasikan pada pertemuan American Psychological Association pada 2011.
Woods menyarankan agar keluarga menjalankan pola digital sunset. Ia menyarakan untuk mematikan gadget, berhenti mengecek surat elektronik dan media sosial agar kegiatan menjelang tidur diselesaikan dengan tenang.
"Tidur itu penting, jadi jauhkan telepon anda," kata Woods.
Tapi, ini tak berarti media sosial selalu negatif. Semua orang kini menggunakannya. Yang jadi perhatian adalah bagaimana dan kapan harus memanfaatkannya.