Senin 14 Sep 2015 03:03 WIB

Antisipasi Kabut Asap, Rumah Sakit dan Puskesmas Sumsel Siaga 24 Jam

Rep: Maspril Aries/ Red: Winda Destiana Putri
 Suasana Jembatan Ampera terkena kabut asap, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (4/11).   (Antara/Rosa Panggabean)
Suasana Jembatan Ampera terkena kabut asap, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (4/11). (Antara/Rosa Panggabean)

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Pada hari libur kerja, Ahad (13/9), Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menggelar rapat penanggulangan kebakaran hutan dan lahan yang diselenggarakan di kantor Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel.

Rapat tersebut dipimpin Sekretaris Daerah (Sekda) Mukti Sulaiman dengan dihadiri pihak terkait diantaranya Kepala Dinas Kehutanan Sumsel Sigit Wibowo, Komandan Satgas Karhutlah/ Danrem 044 Gapo Kolonel Infantri Tri Winarno, dan Kepala BPBD. Dalam rapat dibahas masalah kabut asap yang menyebabkan kualitas udara di Sumsel memburuk yang mengancam kesehatan warga.

"Kualitas udara yang masih buruk dikhawatirkan akan membahayakan kesehatan dan mengakibatkan terus meningkatnya jumlah penderita," kata Seketaris Daerah Sumsel Mukti Sulaiman.

Untuk mengantisipasi gangguan kesehatan akibat dampak kabut asap, menurut Mukti Sulaiman, Gubernur Sumatra Selatan Alex Noerdin telah menginstruksikan kepada kepala daerah, khususnya lima bupati yang merupakan daerah penghasil titik api terbanyak yaitu Kabupaten Ogan Ilir (OI), Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), dan Kabupaten Muaraenim untuk siaga ISPA.”Untuk mengantisipasi masalah kesehatan tersebut Pemerintah Provinsi Sumsel akan menginstruksikan pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) untuk siaga membantu masyarakat yang terkena ISPA agar dapat ditangani secara langsung.

"Kita akan segera kirim surat edaran Gubernur untuk meminta pelayanan kesehatan seperti rumah sakit hingga puskesmas untuk siaga 24 jam," kata Mukti Sulaiman. Menurut Sekretaris Daerah, jika hanya mengacu pada jam kerja normal puskesmas akan kurang memungkinkan untuk melayani penderita ISPA secara penyeluruh.

"Apa lagi jika ada penderita yang membutuhkan pengobatan malam hari. Pertolongan pertama penderita ISPA harus mendapatkannya di puskesmas. Kita minta puskesmas melayani sepanjang siang dan malam agar penderita segera mendapat pertolongan cepat," ujarnya.

Untuk upaya pemadaman kabakaran hutan dan lahan (karhutlah) menurut Komandan Satgas Karhutlah yang juga Danrem 044/ Gapo Kolonel Infantri Tri Winarno, Mabes TNI AD telah memperbantukan 1068 personil untuk upaya pemadaman di tiga lokasi. Satu satuan setingkat batalyon (SSY) berjumlah 350 personil dikirimkan ke Kecamatan Bayung Lencir di Kabupaten Muba, dan dua SSY ke Kabupaten OKI.Sementara itu akibat dampak kabut asap, kualitas udara di Kota Palembang saat ini masuk dalam kategori tidak sehat.

Dalam sepekan terakhir Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) Palembang melebihi ambang batas normal yakni 218 ISPU atau kategori tidak sehat. Menurut data Badan Lingkungan Hidup (BLH) Palembang pada Ahad (13/9) ISPU sudah mulai bergerak turun berada di angka 205.

Namun tetap masih dalam kategori sangat tidak sehat.Sementara itu Walikota Palembang Harnojoyo usai melakukan kegiatan bersih-bersih, Ahad (13/9)di kawasan Jalan POM IX berkesempatan secara langsung membagikan masker kepada para pengendara pengguna jalan yang melintas di jalan tersebut.Menurut Harnojoyo, kondisi kabut asap di Palembang saat ini masih cukup pekat.

"Kabut asap di Palembang, merupakan asap kiriman dari beberapa daerah kabupaten di Sumatera Selatan. Masyarakat kita imbau mengurangi  aktivitas di luar rumah. Kalau tetap harus keluar, harus mengenakan masker," katanya. Pada hari tersebut, Badan lingkungan Hidup Kota Palembang membagikan sebanyak dua ribu masker ke pengguna jalan di dua tempat,  Kambang Iwak dan Jalan Pom IX.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement