REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Dua aktivis wanita FEMEN membuat kericuhan dalam konferensi Muslim yang dilakukan di Pontoise, barat laut Paris, Prancis. Kedua wanita dengan bertelanjang dada naik ke atas panggung dan memaksa dua imam untuk turun.
"Tidak ada yang bisa memaksa kami untuk patuh," pesan kedua aktivis itu dalam sebuah coretan yang ditulis di dada mereka seperti dikutip RT, kemarin.
Tak lama setelah berdiri di atas panggung, kedua aktivis langsung diamankan petugas. Tayangan video juga menunjukan seorang pria menendang salah satu aktivis.
Menurut keterangan sejumlah pihak, kedua wanita memberikan pesan jika peserta yang hadir dalam konferensi memaksa perempuan untuk berpindah keyakinan.
FEMEN merupakan gerakan yang berdiri pada 2008 di Ukraina, dan kini berbasis di Paris. Organisasi ini terkenal dengan gerakan protes sambil bertelanjang dada. Mereka pun telah melancarkan sejumlah protes di berbagai negara seperti Ukraina, Swedia, dan Tunisia.
Pada 1 Mei, aktivis FEMEN juga mengganggu pidato politikus Prancis Marine Le Pen yang digelar oleh Partai Front Nasional Prancis. Salah satu demonstrasi yang cukup memicu kontroversi yakni pada 2013. Saat itu, wanita dengan setengah telanjang mengganggu pemberkatan Paus Benediktus XVI di lapangan St Peter di Vatikan. Aktivis FEMEN berteriak, "Homophobia diam!".