Senin 14 Sep 2015 18:39 WIB

RFCC Pertamina Cilacap Beroperasi Oktober 2015

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
  Kilang minyak Pertamina Unit Pengolahan IV di Cilacap, Jawa Tengah.
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Kilang minyak Pertamina Unit Pengolahan IV di Cilacap, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Pada tahun 2018, kilang minyak Cilacap yang dikelola Pertamina Refenery Unit IV, diproyeksikan akan menjadi produsen gasoline dengan RON tinggi atau setara Pertamax. Hal itu diungkapkan Direktur Pengolahan Pertamina, Rachmat Hardadi, usai meninjau rencana pengoperasian RFCC (Residual Fluid Catalitic Cracking) di komplek kilang Pertamina Cilacap, Senin (14/9).

''Untuk RFCC, saat ini kita sudah masuk tahap start-up dan comissioning. Rencananya unit ini akan mulai beroperasi penuh pada pekan kedua Bulan Oktober 2015, setelah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo,'' jelasnya.

Dia menyebutkan, dari 21 unit equipment yang ada di RFCC, 20 unit diantaranya sudah diujicoba. Sedangkan yang 1 unit lagi, ditargetkan juga sudah bisa diujicoba pada September 2015 ini juga.

''Proses start-up memang harus dilakukan secara bertahap, satu per satu. Setelah semuanya jalan, baru pada Bulan Oktober, semua unit equipment yang ada tersebut beropeasi secara keseluruhan,'' katanya.

Menurutnya, unit RFCC yang berada di kilang Cilacap ini diharapkan akan mampu memproduksi gasoline (premium) dengan RON (Research Octane Number) di atas 93 dengan standar Euro 3 sebanyak 37 ribu BPSD (Barrel per stream day), LPG sebanyak 389 ribu ton per tahun, dan propylene sebanyak 430 ton per tahun.

Dengan beroperasinya RFCC ini, diharapkan dapat mengurangi impor HOMC (High Octane Mogas Component, sebanyak 600 ribu barel per bulan dan produk-produk lain seperti yang dihasilkan RFCC. ''Dengan demikian, keberadaan RFCC ini sangat strategis karena akan mampu mengurangi impor produk migas berikut berbagai produk turunannya, yang pada akhirnya menghemat devisa negara," '' jelasnya.

RFCC yang berada di area 68 komplek kilang Pertamina Cilacap ini, mengolah feed stock berupa Low Sulfur Waxy Residue (LSWR) yang dihasilkan dari Crude Distillation Unit (CDU) II. Selama ini LSWR hanya merupakan salah satu hasil produksi kilang minyak Cilacap yang bernilai ekonomi rendah. ''Namun dengan adanya RFCC ini, LSWR tersebut diolah sehingga mampu menghasilkan gasoline beroktan tinggi yang ramah lingkungan, LPG dan propylene,'' jelas Rachmat

Proses pembangunan proyek kilang RFCC, mulai dibangun pada akhir tahun 2011 dengan biaya sekitar 1,1 miliar dolar AS. Pengerjaan proyek dilakukan oleh konsorsium PT Adhi Karya Tbk dan perusahaan asal Korea Selatan, PT Goldstar (GS) Enginering.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement