REPUBLIKA.CO.ID,TOKYO -- Erupsi Gunung Aso di Prefektur Kumamoto, Jepang Senin pagi (14/9) mengakibatkan sejumlah penerbangan dibatalkan di seluruh Jepang bagian selatan.
Seperti dilansir CNN pada Selasa (15/9), kawah utama di Puncak Gunung Aso ini mengalami erupsi pada 9.43 pagi waktu setempat. Gunung terbesar di Jepang ini telah memuntahkan awan abu tebal tinggi hingga ke bagian atmosfer.
Menurut Badan Meteorologi Jepang, kondisi ini menyebabkan gangguan lintas udara yang melayani Bandara Kumamoto. Wilayah Kumamoto sendiri berada pada jarak 880 kilometer dari barat daya Tokyo.
Badan tersebut menerangkan, asap hitam yang dikeluarkan Gunung Aso mencapai ketinggian dua kilometer. Menurut Jaringan Berita Publik Nasional Jepang, NHK, setidaknya 20 penerbangan terpaksa dibatalkan.
Selain itu, NHK juga menginformasikan akan ada empat penerbangan lagi yang akan dibatalkan pada Selasa (15/9) pagi.
All Nippon Airways (ANA) juga membatalkan dua penerbangan yang menghubungkan Kumamoto. Pembatalan itu berdasarkan rentang jarak sekitar 20 kilometer dari gunung berapi, yakni ke Osaka dan Tokyo.
Japan Airlines (JAL) juga mengumumkan di situsnya tentang pembatalan penerbangan. "Penerbangan dari dan ke bandara Kumamoto mengalami ketidakteraturan," ujar JAL.
Menurut perwakilan Badan Meteorologi Jepang Sadayuki Kitagawa, pihaknya juga menemukan bahwa asap naik tidak hanya secara vertikal. Namun, dia melanjutkan, naik secara horisontal juga. Ia menilai letusannya memiliki aliran piroklastik.
Aliran piroklastik adalah salah satu hasil letusan gunung berapi yang bergerak dengan cepat. Hasil letusan ini terdiri dari gas panas, abu vulkanik, dan bebatuan.
Dengan terjadinya letusan ini, pemerintah Jepang pun menutup daerah yang memiliki jarak sekitar empat kilometer dari kawah. Selain itu, pemerintah juga telah mengevakuasi 30 orang warga sekitar.