Selasa 15 Sep 2015 11:34 WIB

Kepala BNPB Akui Penanganan Kabut Asap Belum Signifikan

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Esthi Maharani
Kabut Asap/ilustrasi
Foto: antara
Kabut Asap/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala BNPB, Willem Rampangilei mengungkapkan progres penanggulangan kebakaran hutan belum berjalan secara signifikan. Hal ini disebabkan oleh luas wilayah yang terbakar, faktor geografis, dan karakter dari kebakaran itu. Belum lagi dengan ada titik baru kebakaran.

''Karena itu, strategi dan konsep operasi yang telah kami bicarakan dengan Kapolri dan Panglima TNI, adalah kami mengerahkan sumber daya nasional untuk memadamkan api yang sudah ada dan mencegah kebakaran baru. Selain itu, kami terus memperkuat sosialisasi dan penegakan hukum,'' kata Willem di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Selasa (15/9).

Dalam teknis pelaksanaan di lapangan, Willem menjelaskan akan melakukan pemadaman lewat jalur darat dengan mengerahkan segala komponen, termasuk dari aparat Kepolisian, TNI, Tagana (Taruna Siaga Bencana), dan masyarakat setempat. Sementara untuk melakukan pemadaman lewat udara melalui water bombing, BNPB akan berkoordinasi dengan TNI AU.

Selain itu, Willem menjelaskan, secara teknis pola operasi yang akan dilakukan di lapangan, tanggung jawab untuk Komando dan Pengendalian (Kodal) sepenuhnya ada di Pemerintah Daerah (Pemda). Hal ini sesuai dengan UU no.24 tahun 2007 dan UU Otonomi Daerah.

''Bahwa Pemda itu sebagai penanggungjawab utama. Dalam hal ini, Gubernur mendelegasikan otoritasnya kepada Komandan Resimen (Danrem) TNI AD setempat sebagai insider comando. Nah, insider comando inilah pemegang Komando dan Pengendalian dalam pelaksanaan tugas pemadaman,'' ujar Willem. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement