Selasa 15 Sep 2015 11:46 WIB

TNI Siapkan Operasi Pembebasan WNI di Papua Nugini

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Ilham
 Sejumlah pasukan TNI AD Yonif Linud 433 Kostrad berbaris saat mengikuti upacara pelepasan pasukan penjaga perbatasan di Dermaga Lantamal VI Makassar, Sulsel, Jumat (15/8).(Antara/Yusran Uccang)
Sejumlah pasukan TNI AD Yonif Linud 433 Kostrad berbaris saat mengikuti upacara pelepasan pasukan penjaga perbatasan di Dermaga Lantamal VI Makassar, Sulsel, Jumat (15/8).(Antara/Yusran Uccang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menegaskan, pihaknya masih menunggu hasil negosiasi yang dilakukan Pemerintah Papua Nugini (PNG) dengan kelompok bersenjata yang menyandera dua WNI di wilayah Papua Nugini. Kendati begitu, jika sewaktu-waktu diminta untuk melakukan operasi pembebasan sandera, TNI siap mengirimkan pasukannya ke daerah tersebut.

Menurut Panglima TNI, pemerintah Indonesia telah berkoordinasi dengan pemerintah Papua Nugini terkait upaya pembebasan sandera tersebut. Untuk itu, TNI masih akan menunggu hasil negosiasi yang dilakukan pemerintah PNG dengan para pelaku penyanderaan.

''Ya pasti, kami siapkan (pasukan), diperintahkan sekarang juga kami siap. Tapi kami serahkan dan kami hargai langkah-langkah yang diambil pemerintah PNG,'' ujar Panglima TNI usai memimpin upacara apel kesiapan pasukan Satgas Operasi Kebakaran Hutan di Lanud Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Selasa (15/9).

Kendati begitu, Panglima TNI mengungkapkan, pihaknya akan selalu siap menurukan pasukan terbaiknya jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk bisa membebaskan sandera WNI tersebut. Panglima TNI menegaskan, pasukan TNI selalu dalam kondisi siap siaga, bahkan jika mereka diminta operasi saat ini juga.

Penurunan pasukan ini menunggu koordinasi dengan kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan PNG. ''Kami tunggu saja, kami tunggu, karena dalam kondisi seperti ini, kalau kita sudah menyerahkan kepada pemerintah PNG, maka kami tunggu dan terus memantau."

Saat ini, pemerintah PNG tengah menego para pelaku penyenderaan. Pelaku diduga terkait dengan gerakan Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan dipimpin oleh Jeffry Pagawak. Indonesia, lewat Atase Pertahanan di PNG, juga sudah melakukan koordinasi dan terlibat dalam upaya negosiasi dengan para pelaku.

Dalam salah satu tuntutannya, kelompok ini meminta pemerintah Indonesia untuk membebaskan dua rekannya yang ditangkap pihak Kepolisian Papua. Negosiasi ini pun diharapkan sudah bisa selesai pada pukul 12.00 waktu setempat, hari ini. Jika negosiasi ini mengalami jalan buntu, maka Angkatan Bersenjata PNG (PNG Army) akan melakukan upaya untuk bisa membebaskan sandera.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement