Selasa 15 Sep 2015 12:25 WIB

Cameron Desak Dunia Internasional Bantu Migran

Rep: C25/ Red: Djibril Muhammad
 Perdana Menteri Inggris David Cameron
Foto: guysernpress.com
Perdana Menteri Inggris David Cameron

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- David Cameron mendesak masyarakat internasional mengirim lebih banyak bantuan bagi pengungsi Suriah di negara-negara Timur Tengah, sebagai cara membendung migrasi massal ke Eropa.

Perdana Menteri Inggris David Cameron memberikan sejumlah komentar selama mengunjungi kamp pengungsian Zaatari di Yordania, yang merupakan rumah bagi lebih dari 80 ribu warga Suriah.

Cameron menyebut Inggris sejauh ini telah memberikan sekitar £ 1.000.000.000 ($ 1.530.000.000) ke wilayah tersebut. "Saya akan mendorong orang lain ikut membantu dan memberikan bantuan seperti yang Inggris telah lakukan," ujar Cameron.

Ia mencatat jutaan orang telah terlantar akibat konflik Suriah dan mengakibatkan warga dengan jumlah besar memutuskan untuk datang ke Eropa.

"Itu menggaris bawahi pentingnya negara-negara lain mendukung kamp-kamp pengungsi dan mendukung orang-orang yang tetap di Suriah," tutur Cameron.

Para pemimpin Eropa telah berselisih paham mengenai cara menangani masuknya para pengungsi ke Eropa, yang sebagian besar dari Suriah.

Pada pertemuan di Brussels, Menteri Dalam Negeri seluruh Uni Eropa mendiskusikan cara untuk berbagi 160 ribu pencari suaka di antara 28 negara.

Cameron menyatakan skema itu akan mendorong lebih banyak pengungsi untuk mencoba mencapai Eropa, melalui perjalanan berbahaya di Laut Mediterania.

Inggris telah setuju untuk menerima 20 ribu pengungsi Suriah dari kamp selama lima tahun ke depan. Sebelumnya, Cameron juga mengunjungi sebuah kamp pengungsi di Lembah Bekka, dekat perbatasan Suriah.

"Pagi ini aku berada di Lembah Bekaa melihat sendiri keramahan (Lebanon) dan bertemu dengan beberapa pengungsi Suriah yang kita akan dimukimkan kembali di Inggris," terang Cameron di Beirut.

Lebanon sendiri telah menerima lebih dari 1,1 juta pengungsu Suriah, yang setara seperempat dari seluruh penduduk di negara tersebut.

Lebih dari 4 juta warga Suriah telah melarikan diri ke Yordania, Lebanon, Turki, Irak dan Mesir, sejak konflik di tanah air mereka meletus pada tahun 2011.

Dengan krisis yang terjadi, badan-badan PBB termasuk Program Pangan Dunia, telah menghadapi kesenjangan pendanaan yang mendorong penghematan tajam dalam bantuan makanan dan uang tunai, kepada pengungsi di negara-negara Timur Tengah.

Para pejabat mengatakan hilangnya bantuan itu telah menjadi pemicu gelombang pengungsi yang hendak mencapai Eropa.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement