Selasa 15 Sep 2015 14:35 WIB

Mensesneg: Kabut Asap Belum akan Jadi Bencana Nasional

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
Kabut Asap/ilustrasi
Foto: antara
Kabut Asap/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno mengatakan bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan ini masuk dalam kategori darurat.  Meski begitu, pemerintah belum akan menetapkan hal tersebut menjadi bencana nasional.

"Tidak, tidak ada. Sampai sekarang ini isunya adalah bagaimana melakukan penanganan secara tepat," kata Pratikno.

Menurut dia, pemerintah telah mengerahkan seluruh lembaga untuk mengatasi asap akibat kebakaran hutan dan lahan. Upaya pemadaman ini, sambung Praktino, akan terus dikawal. Tak hanya itu, ia mengatakan pemerintah juga fokus menangani masalah kesehatan serta penegakan hukum.

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengirim 2.909 personel TNI atau Polri dalam operasi darurat asap.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan Presiden Jokowi menginstruksikan Kepala BNPB, Willem Rampangilei agar segera mengatasi kebakaran hutan dan lahan yang meluas di Sumatera dan Kalimantan.

"2.909 personil TNI/Polri tersebut diperbantukan dalam Satgasops BNPB untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan," kata dia.

Sebelumnya, pemerintah Singapura juga telah menawarkan bantuan kepada Indonesia. Sebab, asap akibat kebakaran juga mencapai wilayah Singapura dan Malaysia.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan Singapura menawarkan pesawat untuk memadamkan asap di Indonesia.

"Memang mereka dari kemarin minta untuk bisa mengirim pesawat," kata dia. Rencananya, negeri Singa itu akan mengirimkan tiga pesawat ke Indonesia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement