REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah murid Sekolah Dasar (SD) tidak terkontrol karena para guru honorer tengah memperjuangkan nasib mereka agar dapat diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Guru melakukan aksi yang berujung di Istana Negara, Jalan Merdeka.
Ribuan guru dari seluruh Indonesia bergabung dalam unjuk rasa pada hari ini, sejak pukul 08.00 WIB. Sehingga hal tersebut membuat sejumlah sekolah tak terpantau.
Di SD Cipinang Besar Selatan 20, Jatinegara, Jakarta Timur, hanya tujuh guru yang piket. Sedangkan sembilan orang lainnya ikut melakukan aksi demo. "Cuman dibekalin LKS," ujar Kepala Sekolah, Edy Purwano, Selasa (15/9).
Menurut Edi, demo yang dilakukan pada hari ini telah disetujui oleh PGRI pusat. Namun dampak dari guru yang pergi sangat terasa di sekolah. Hal tersebut sangat terlihat dari suasana kelas yang terlantar dan bising. Kegiatan belajar dan mengajar tidak fokus karena gaduh.
Seorang siswi kelas 6 SD bernama Zahra mengatakan, sejak pagi dirinya tak belajar. Kelasnya sangat bebas tanpa terkontrol karena gurunya sudah pergi demo. Ketika keributan terjadi, tidak ada yang mendiamkan ulah teman-temannya yang membuat kegaduhan.
Aksi guru ini telah berlangsung di depan gedung DPR/MPR. Setelah itu, mereka akan menuju Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB).