REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua orang WNI dilaporkan telah disandera oleh kelompok bersenjata di Papua Nugini. Wakil Presiden Jusuf Kalla pun menyampaikan telah mendapatkan laporan dari Menko Polhukam agar segera melakukan negosiasi dengan pemerintah Papua Nugini guna membebaskan dua warga Indonesia.
"Saya semalam dilaporkan oleh Pak Menko Polhukam bahwa beliau sudah memerintahkan Panglima ke sana dan tentu juga yang lain untuk segera bernegosiasi dengan pemerintah PNG," kata JK di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (15/9).
Kendati demikian, JK menegaskan pemerintah Indonesia tak mungkin melakukan kesepakatan dengan para pelaku penyandera, terlebih untuk kasus narkoba. "Tentu pasti tidak mungkin kita deal begitu, tidak mungkin itu, apalagi narkoba kan," kata dia.
Sebelumnya, dua orang WNI, yaitu Sudirman dan Badar disandera kelompok bersenjata di Papua Nugini. Pelaku penyanderaan diketahui bernama Jeffrey Pagawak, yang memang sudah masuk DPO (Daftar Pencarian Orang) Kepolisian sejak 2006 dan diduga kuat terlibat dalam insiden Abepura Berdarah pada 2012 silam. Pelaku meminta pertukaran sandera dengan dua tahanan Indonesia.
JK melanjutkan, aparat keamanan Indonesia telah berupaya keras untuk menyelamatkan dua WNI tersebut. "Itu tentu pihak keamanan kita dibawah Menko Polkam bekerja keras untuk itu," tutup JK.
Siang tadi, Kapuspen TNI, Mayjen Endang Sodik mengatakan, lokasi penyanderaan dua Warga Negara Indonesia (WNI) adalah wilayah Kabupaten Keerom, Papua Nugini (PGN). Namun, upaya pembebasan masih akan menunggu hasil negosiasi yang dilakukan pemerintah PNG dengan pelaku yang diduga kelompok kriminal bersenjata pimpinan Jeffrey Pagawak.
Jika negasiasi gagal, maka tentara PNG akan melakukan upaya-upaya pembebasan sandera. Meski begitu, TNI selalu siap jika diminta terjun langsung dalam upaya pembebasan sandera WNI tersebut. Berbagai satuan di pasukan-pasukan elit TNI, seperti di Kopassus TNI AD, Detasemen Bravo (Denbravo) Pasukan Khas TNI AU, dan Detasemen Jala Mengkara (Denjaka) Kopaska TNI AL siap untuk operasi-operasi pembebasan sandera.
"Semua pasukan kami siap, pasukan pembebasan sandera, apapun bentuknya, kami siap. Jadi dont worry, pokoknya siap," ujar Endang.
Kapuspen mengungkapkan, dalam melakukan operasi penumpasan kelompok bersenjata ini, pasukan-pasukan elit tersebut bisa menyelesaikannya dalam hitungan menit. Terlebih jika melihat pelakunya yang diketahui hanya berjumlah empat orang.