REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Pemkab Pamekasan, terus menggencarkan promosi potensi batik tulis hasil kerajinan warga setempat melalui kontes kecantikan muslimah se-Jawa Timur yang akan digelar pada Oktober 2015.
"Ini sebagai upaya kami agar batik tulis Pamekasan ini tetap bisa eksis dan lebih dikenal masyarakat luar Madura," kata Kepala Bagian Perekonomian Pemkab Pamekasan Basri Yulianto di Pamekasan, Selasa Malam.
Kontes kecantikan Muslimah di Pamekasan ini akan digelar bersamaan dengan pelaksanaan ajang kegiatan tahunan masyarakat Madura, yakni lomba karapan sapi dan kontes sapi sonok.
Menurut Basri, pemkab memilih waktu pelaksanaan dirangkai dengan kegiatan festival budaya tahunan itu, karena saat itu biasanya banyak wisatawan mancanegara yang datang ke Pamekasan. Baik untuk menonton lomba karapan sapi, maupun untuk menonton kontes sapi sonok.
"Makanya momentum ini kita manfaatkan dengan menggelar kontes kecantikan Muslimah sekaligus sebagai ajang media promosi batik tulis Pamekasan," ujarnya.
Para kontestan, kata dia, diharuskan mengenakan batik tulis Madura, sehingga dengan demikian, maka batik tulis Pamekasan akan dikenal luas masyarakat, termasuk para wisatawan asing yang datang ke Pamekasan untuk menyaksikan festival karapan sapi itu.
Mantan Kabag Pemkabangunan Pemkab Pamekasan ini lebih lanjut menjelaskan, program kontes kecantikan Muslimah itu juga sebagai upaya syiar Islam di samping sebagai media promosi. Pemilihan Muslimah cantik tidak hanya pada sisi pakaian saja, akan tetapi juga ditekankan pada pemahaman keagamaan.
Mereka juga dituntut untuk memiliki wawasan luas tentang wisata religi yang ada di Pamekasan secara khusus dan Pulau Madura pada umumnya.
"Rencana kontes kecantikan muslimah dalam rangka mempromosikan batik tulis Pamekasan ini telah disetujui oleh DPRD Pamekasan, karena program ini orientasinya juga dalam rangka mendukung suksesnya program Gerakan Pembangunan Masyarakat Islam (Gerbang Salam) yang memang telah dicanangkan pemkab sejak lama," tutur Basri Yulianto, menjelaskan.
Data di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pamekasan menyebutkan, perajin batik tulis di Pamekasan sangat banyak, yakni mencapai 1.200 orang lebih. Produksi batik di kota ini tidak kurang dari 10.000 lembar per bulan dengan harga jual antara Rp100 ribu hingga puluhan juta rupiah, bergantung pada kualitas dan jenis ukiran batik.
Hanya saja, promosi tentang batik tulis ini belum dilakukan secara massif, sehingga gaung batik tulis Pamekasan kalah dengan daerah lain seperti Pekalongan.
Kabag Perekonomian Pemkab Pamekasan Basri Yulianto yakin dengan adanya promosi yang gencar dan digelar pada waktu yang tepat, yakni bersamaan dengan pelaksanaan karapan sapi, batik tulis Pamekasan akan cepat dikenal di daerah lain, termasuk di luar negeri.