Rabu 16 Sep 2015 02:30 WIB

Ini Dua Sumber Utama Islamofobia Menurut Dr Bilal

Rep: c38/ Red: Bilal Ramadhan
Secarik kertas Islamofobia
Foto: Onislam
Secarik kertas Islamofobia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gelombang Islamofobia tercatat naik sejak awal tahun ini. Dr. Bilal Philips, tokoh yang telah mengislamkan ribuan tentara AS, menyoroti fenomena Islamofobia dalam public lecture di Masjid Kampus UGM, Yogyakarta.

"Islamofobia adalah ketakutan dan kebencian yang irrasional terhadap Islam. Ketakutan dan kebencian tersebut muncul tanpa adanya sebab yang jelas dan masuk akal," kata Dr. Bilal Philips di Masjid Kampus UGM, Senin (14/9) malam.

Menurut Dr. Bilal, fenomena tersebut muncul di United Kingdom pada tahun 1900an. Saat itu, dilakukan penelitian untuk membuktikan apakah benar ada Islamofobia atau tidak. Hasilnya, terkonfirmasi benar adanya Islamofobia di kalangan masyarakat UK.

Islamopobia, tambah Dr. Bilal, terjadi karena adanya kesalahpahaman, interpretasi informasi yang kurang tepat mengenai Muslim, dan kurangnya pemahaman. Pandangan ini sudah ada sejak masa Nabi Muhammad. Kaum kafir Quraisy di Mekkah yang menyembah berhala memanggil Muhammad dengan sebutan orang gila, penyihir, atau penyair.

Selama Perang Salib, kaum non-Muslim menciptakan citra palsu Islam dengan memanggil para pengikutnya 'The Mohammedans' sehingga terkesan seolah-olah Muslim menyembah Muhammad. Kemudian pada zaman modern, media menciptakan citra palsu Islam yang didukung oleh politisi. Media dan politisi adalah dua hal yang memicu penyebaran Islamofobia.

Media menggambarkan Muslim sebagai masyarakat terbelakang dengan mengekspos tradisi lama seperti membunuh bayi perempuan demi kehormatan. Padahal, tradisi lama itu tidak berasal Islam, tetapi dari era pra-Islam di Afrika dan Timur Tengah.

Politisi juga menggunakan Islam untuk menakut-nakuti atau menggiring opini sesuai yg diinginkan oleh pihak yang berkepentingan. Ketakutan ini sengaja dimunculkan untuk mendistorsi Islam dan melindungi kebijakan-kebijakan Barat. Mereka menganggap Muslim adalah fundamentalis radikal yang tidak sesuai dengan dunia modern.

Kendati, tambah dia, Islamofobia juga ada yang diciptakan Muslim sendiri. Misalnya, suicide booming pada beberapa tahun yg lalu. Akibat kesalahpahaman ini, muncul gambaran yang keliru tentang Islam.

Salah satunya, Muslim dianggap menyembah Kakbah. Atau, Muslim dinilai tidak percaya pada Yesus (maksudnya Isa as). "Itu tidak benar karena Muslim percaya dia sebagai seorang nabi dan utusan Allah, bukan anak Allah," ungkap Bilal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement