REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Bank Dunia menekankan pentingnya penerapan pembiayaan jangka panjang yang memadai guna mendukung berbagai hal yang meningkatkan pertumbuhan. Serta kemajuan perekonomian di negara-negara berkembang.
"Tanpa pembiayaan jangka panjang, rumah tangga dapat menghadapi tantangan besar guna meningkatkan penghasilan dalam kehidupan mereka, misalnya untuk berinvestasi di perumahan atau pendidikan, dan bisa tidak mendapatkan manfaat dari pengembalian jangka panjang dari tabungan mereka," kata Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim, Rabu (16/9).
Menurut dia, sukar untuk mencapai tingkat pertumbuhan perekonomian yang tinggi dan berkelanjutan jika suatu negara tidak berinvestasi dalam sekolah, jalan, pembangkit tenaga listrik, distribusi listrik, serta dalam beragam moda transportasi dan komunikasi.
Berdasarkan laporan terbaru Bank Dunia bertajuk "Global Financial Development Report 2015-2016: Long Term Financing", kekurangan kapasitas pembiayaan jangka panjang sejak krisis finansial global pada 2008 menghambat kemampuan banyak keluarga. Terutama untuk meminjam uang guna kebutuhan pendidikan dan perumahan, serta menghindari kemiskinan.
Hal tersebut juga terindikasi dalam berbagai negara berkembang yang berjuang untuk memobilisasi miliaran dolar AS guna membiayai infrastruktur yang sangat dibutuhkan dalam rangka menumbuhkan perekonomian nasional dan regional mereka. Padahal, mengamankan pembiayaan jangka panjang dinilai sebagai esensi mendasar untuk mengatasi volatilitas atau kerentanan pasar modal global saat ini.
Untuk itu, pihak pembuat kebijakan di berbagai negara juga diimbau untuk berfokus pada reformasi kelembagaan seperti mempromosikan stabilitas makroekonomi, membuat sistem investasi dan perbankan yang teregulasi dengan baik dan melindungi baik kreditor maupun peminjam.