REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Dunia menekankan pentingnya penerapan pembiayaan jangka panjang yang memadai guna mendukung berbagai hal yang meningkatkan pertumbuhan. Serta kemajuan perekonomian di negara-negara berkembang.
"Tanpa pembiayaan jangka panjang, rumah tangga dapat menghadapi tantangan besar guna meningkatkan penghasilan dalam kehidupan mereka, misalnya untuk berinvestasi di perumahan atau pendidikan, dan bisa tidak mendapatkan manfaat dari pengembalian jangka panjang dari tabungan mereka," kata Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim, Rabu (16/9).
Ekonom Utama Bank Dunia Kaushik Basu menekankan, pembiayaan jangka panjang yang memfasilitasi investasi dalam infrastruktur, barang tahan lama, serta pendidikan dan keahlian masyarakat, merupakan fondasi dari pertumbuhan perekonomian yang berkelanjutan.
Sebagaimana diberitakan, Bank Indonesia (BI) dan Dana Moneter Internasional (IMF) dalam konferensi internasional yang digelar pada 2 September 2015 lalu, pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur dapat membantu mengatasi masalah pembangunan dan merupakan salah satu kunci bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Gubernur BI Agus Martowardojo, menegaskan keseriusan Pemerintah RI dalam membangun infrastruktur dan konektivitas antar daerah. Tentunya hal ini membutuhkan pembiayaan yang besar, yang telah diupayakan melalui berbagai langkah, antara lain seperti pengurangan subsidi BBM sehingga memberi ruang fiskal yang cukup, hingga kerja sama dalam skema private public partnership (PPP).
"Salah satu bentuk tantangan perekonomian adalah sulitnya mendapatkan pembiayaan guna mengatasi celah pembiayaan infrastruktur (infrastructure gap)," ujar Agus Martowardojo.
Selain itu, lanjut Agus, peran pendalaman pasar keuangan dan inklusi keuangan juga penting dalam menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih luas dan inklusif.