Rabu 16 Sep 2015 17:02 WIB

Menteri Susi Uji Garam Lokal yang Berpotensi Gantikan Garam Impor

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
  Pekerja memanen garam di desa Santing, Kecamatan Losarang, Indramayu, Jawa Barat, Senin (22/6).   (Antara/Dedhez Anggara)
Pekerja memanen garam di desa Santing, Kecamatan Losarang, Indramayu, Jawa Barat, Senin (22/6). (Antara/Dedhez Anggara)

REPUBLIKA.CO.ID,Garam Rakyat Berpotensi Gantikan Garam Impor, Susi Uji Garam Lokal

JAKARTA - Garam rakyat digadang-gadang bisa menyamai kualitas garam industri yang selama ini diimpor. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengungkapkan, untuk meyakinkan bahwa garam rakyat Indonesia bisa digunakan untuk industri, pihaknya melakukan uji laboratorium terhadap garam rakyat.

Uji laboratorium akan dimajukan oleh lembaga independen, untuk mengetahui kandungan natrium chloride (NaCl) garam rakyat. Susi menyebutkan, uji laboratorium terhadap garam rakyat ini dilakukan lantaran masih banyak pihak yang menyangsikan kualitas garam rakyat sebagai pembenaran untuk impor garam. Akibatnya, garam impor membanjiri industri dalam negeri.

Dalam uji laboratorium pertama ini, Susi mengambil tiga karung garam rakyat, dengan berat tiap karung 50 ton. Satu karung sampel garam yang diambil merupakan garam dengan teknik non-geoisolator, satu karung merupakan sampel garam dengan teknik geoisolator 13 hari, dan satu karung lagi merupakan garam degan teknik geoisolator 14 hari.

Susi menjelaskan, untuk menguji apakah garam rakyat bisa memenuhi standar yang dibutuhkan industri, pihaknya juga akan mengambil sampel garam dari perusahaan yang menggunakan garam impor.

“Saya mesti ambil garam industri, saya cek independen juga. Kalau kita kan bukan mau egois sendiri. Saya mau ambil sebanyak-banyaknya bukti, supaya kita ini bisa sebanyak-banyaknya tahu. Kita lagi mau telfon ke perusahaan yang punya garam industri,” jelas Susi di kantornya usai menemui petani garam dan perwakilan dari PT Garam, Rabu (16/9).

Sampel garam non-geoisolator sendiri diambil dari Desa Lembang, sedangkan sampel garam geoisolator diambil dari Desa Pamekasan. Pengambilan sampel itu sendiri dilakukan oleh komisi yang terdiri dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), PT Garam (Persero),  Asosiasi/Koperasi petani garam, HMPG Jawa Timur, beserta petugas Polsek.

Susi melanjutkan, saat ini kebutuhan garam industri mencapai kurang lebih 1,166 juta ton per tahun. Atas dasar itu, Susi meyakini tidak perlu izin impor garam diberikan sebanyak 2 juta ton per tahun. Apalagi, ada potensi garam rakyat untuk memenuhi kebutuhan industri. Namun, memang masih perlu pengujian.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement