REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Ekonomi Universitas Gajah Mada (UGM) Revrisond Baswir mengatakan, tidak ada korelasi antara pertumbuhan ekonomi dengan kemiskinan di suatu wilayah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia terpusat di Pulau Jawa, namun mengapa justru di Pulau Jawa pula paling banyak orang miskinnya.
"Bisa saja semakin tinggi angka pertumbuhan, semakin tinggi pula angka kemiskinan (di wilayah tersebut)," ujarnya kepada Republika.co.id, Rabu (16/9).
Ia melanjutkan, tren seperti ini telah terjadi sejak 10 tahun terakhir, di mana pertumbuhan cukup tinggi, namun kesenjangan antara si kaya dan si miskin juga terus meningkat.
Ia menilai, permasalahannya terletak pada kualitas pertumbuhan, bukan tinggi rendah pertumbuhan. "Pertumbuhan ekonomi kita belum berkualitas, kira-kira seperti itu," katanya menambahkan.