Rabu 16 Sep 2015 18:07 WIB

Masyarakat Tunggu Gebrakan Terkait Keamanan Siber

Rep: C30/ Red: Yudha Manggala P Putra
Cyber crime (ilustrasi)
Foto: theinquirer.net
Cyber crime (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Komunikasi dan Informatika diharap kembali membuat gebrakan untuk memperkuat keamanan siber Indonesia.Hal ini diungkapkan Chairman Communication and Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha, di Jakarta, Rabu (16/9).

"Masyarakat masih menunggu gebrakan kemenkominfo selanjutnya dalam meningkatkan performa dan keamanan cyberspace Indonesia," ujar dia.

Sehingga dalam jangka panjang tujuan Kemenkominko mewujudkan UU ITE ini menjadi sarana yang strategis untuk seluruhnya. Baik tentang aturan jual beli di internet sampai penggunaan media sosial. 

"Misalnya, untuk standar keamanan industri itu bagaimana, atau pengamanan informasi vital milik negara itu juga bagaimana," ujar Pratama.

Belum lagi terkait banyaknya aksi spam melalui sms ataupun email yang saat ini marak terjadi.  Memang ini disebabkan oleh aktifitas masyarakat sendiri saat melakukan transaksi jual beli data masyarakat dengan penyedia jasa.

Maka melalui UU ITE ini juga akan menambahkan regulasi keamanan data dan privasi masyarakat. Pratama juga mendukung upaya Kemenkominfo dalam mewujudkan certificate authority (CA) Nasional.

"Ini menjadi simbol kemandirian negara untuk mewujudkan kemanan siber yang benar-benar berdedikari, di samping kemandirian industri pertahanan siber juga," ujarnya.

Hal tersebut juga diiyakan Direktur Keamanan Informasi Aidil Cendramata. CA Nasional merupakan bentuk komitmen pemerintah membangun infrastruktur keamanan dalam negeri sendiri. Baik untuk bisnis maupun keamanan lainnya.  "Pencurian informasi di sektor perikanan saja sudah merugikan negara lebih dari Rp 283 triliun," ujar Aidil.

Aidil berharap melalui UU ITE ini menjadi stimulus dan regulasi yang meningkatkan saya saing sekaligus kesadaran keseluruhan masyarakat terhadap pentingnya keamanan informasi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement