REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Pesawat-pesawat tempur Australia telah memulai serangan udara pertama terhadap kelompok Negara Islam (ISIS) di Suriah, dengan menghancurkan kendaraan bersenjata, demikian disebutkan Menteri Pertahanan Australia, Kevin Andrews, Rabu (16/9).
"Ini adalah bagian dari perluasan serangan kami terhadap Daesh, dengan memperluas lokasi, bukan hanya utara Irak tapi juga di sebelah timur Suriah dengan target menghancurkan persenjataan dan kekuatan Angkatan Daesh," kata menteri kepada wartawan menggunakan bahasa Arab akronim IS.
Pesawat tempur Australia Air Force F/A-18A Hornet menghancurkan kendaraan berisi persenjataan milik IS yang membawa misil dua hari lalu, kata Andrews.
"Dua dari Hornets kami mengidentifikasi kendaraan pembawa pasukan, yang tersembunyi di pangkalan Daesh. Informasi tersebut dilaporkan ke pusat operasi bersama oleh komando Wedgetail dan kendali pesawat, dan menunggu perintah sebelum melancarkan serangan, salah satu Hornet dikirim untuk membidik secara tepat senjata yang menjadi target," kata dia.
"Pesawat tempur dikirim ke udara Suriah dan Irak, dengan mayoritas misi kami adalah di Irak dan kami melakukannya secara rutin," ujar Andrews.
Amerika Serikat, Kanada, Turki, dan negara-negara Arab sudah lebih dulu melancarkan serangan terhadap milisi IS di Suriah, sementara Perancis melakukan operasi terbang pantau di Suriah sebagai persiapan serangan udara.
Australia bergabung dengan koalisi, yang digalang oleh Amerika Serikat dalam upaya memerangi IS di Irak, sejak tahun lalu dan pekan lalu mulai meluaskan operasi udaranya di Suriah, menyebutkan landasan hukum operasi militer itu adalah upaya bela diri secara kolektif Irak terhadap kelompok radikal.
Sementara itu, tentara Inggris membunuh dua orang personel IS dalam serangan pesawat kecil nirawak (drone) di Suriah pekan lalu.