REPUBLIKA.CO.ID,TEXAS -- Orang tua siswa SMA di Texas yang dituduh membuat bom menilai kejadian yang menimpa anaknya, Ahmed Mohamed, sebagai bentuk diskriminasi.
"Tapi karena namanya Mohamed dan karena 11 September, saya pikir anak saya diperlakukan buruk," kata ayah Ahmed, Mohamed Elhassan Mohamed, dilansir dari onislam.net, Kamis (17/9).
Ia mengaku terkejut dengan kejadian yang menimpa anaknya, sepekan setelah peringatan 14 tahun serangan 9/11. Elhassan menerangkan bahwa anaknya hanya mencoba menemukan hal-hal yang baik dari teknologi.
Imigran asal Sudan ini pun melaporkan kejadian nahas tersebut pada Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR). Lembaga ini pun menyelidiki masalah ini.
Salah satu anggota dewan CAIR Alia Salem menuturkan, kejadian ini menimbulkan kewaspadaan terhadap entitas pemerintah kota Irving.
"Kami masih menyelidiki, tapi tampaknya kejadian ini cukup mengerikan," ujar Salem.
Penangkapan dan skorsing siswa Muslim ini telah memicu kemarahan di kalangan pengguna media sosial.
"Saya tidak percaya sang guru akan begitu bodoh untuk melakukan itu kepada seorang anak dan mempermalukan hidupnya seperti itu di depan jutaan orang. Guru itu memalukan. Rasisme harus dihentikan," kata seorang pengguna Facebook.
Sebuah hashtag #IStandWithAhmed juga diluncurkan untuk menunjukkan solidaritas atas korban Islamofobia.
"Tetap kuat Ahmed, kamu adalah seorang yang jenius dan kita semua mendukung semangat luar biasa untuk inovasi teknologi," tulis seorang pengguna Twitter.
Diskorsing selama tiga hari dari sekolahnya, Mohamed pun bersumpah tidak akan pernah membuat sebuah penemuan lagi di sekolah.
"Perbuatan sekolah ini adalah sebentuk ancaman," tutur Mohamed yang masih berusia 14 tahun ini.
Sekitar 8 juta Muslim Amerika Serikat memang telah merasakan sentimen sejak serangan 9/11. Menghadapi serangan yang tumbuh di Muslim, CAIR telah meluncurkan situs baru, Islamophobia.org, untuk memantau dan menentang fanatisme anti-Muslim berkembang.