Kamis 17 Sep 2015 14:56 WIB
Ahmed Mohamed Ditangkap

Ahmed Tinggal di Kota yang Dipimpin Tokoh Anti-Muslim

Rep: C25/ Red: Ilham
 Foto Ahmed Mohamad dengan tangan diborgol di kantor polisi, Irving, Texas, Rabu (16/9).   (Eyman Mohamed via AP)
Foto Ahmed Mohamad dengan tangan diborgol di kantor polisi, Irving, Texas, Rabu (16/9). (Eyman Mohamed via AP)

REPUBLIKA.CO.ID, TEXAS -- Wali Kota Irving, di mana Ahmed Mohamed ditangkap karena membawa sebuah jam buatan sendiri ke sekolah, merupakan pahlawan rakyat konservatif ketika ia berhasil melobi Dewan Kota untuk melawan ancaman Islam. Padahal, ancaman itu tak terbukti.

Dilansir dari Rawstory.com, Wali Kota Irving, Beth Van Duyne, mendorong pejabat terpilih untuk menagih negara dalam melarang hukum Syariah, setelah membaca laporan tentang pengadilan Islam didirikan di kotanya. Pengadilan itu rencananya untuk menyelesaikan perselisihan seseorang atau bisnis diantara Muslim berdasarkan prinsip-prinsip agama.

"UU Pengadilan Syariah tidak disetujui atau disahkan oleh Kota Irving," ujar Van Duyne yang diposting pada enam Februari lalu di halaman Facebook miliknya.

Ia juga memposting pernyataan untuk melawan peningkatan ancaman, yang juga dipublikasi oleh Fox News. Dia gencar menolak Muslim bersama seorang tokoh lain bernama Glenn Beck.

"Baru-baru ini, ada rumor yang menyatakan bahwa Kota Irving entah bagaimana memaafkan, menyetujui atau mensahkan pelaksanaan UU Pengadilan Syariah di kota kami. Biar aku jelaskan, baik Kota Irving, pejabat terpilih kami atau staf kota tidak ada hubungannya dengan keputusan masjid yang telah diidentifikasi memulai Mahkamah Syariah," tulisnya.

Van Duyne menjelaskan, ia dan Konstitusi Amerika menjamin hak supremasi tertinggi untuk memerintah di Amerika Serikat. "Bangsa kita tidak bisa begitu terlalu sensitif dalam mempertahankan budaya lain yang kita hentikan untuk melindungi milik kita sendiri," kata Van Duyne dalam posting lain di Facebook.

Sebelumnya, seorang remaja Muslim berusia 14 tahun ditangkap setelah membawa sebuah jam yang ia ciptakan, untuk ditunjukkan kepada gurunya.

Guru yang pertama kali melihat itu berfikir kalau jam itu seperti sebuah bom dan melaporkannya kepada polisi, yang tidak menemukan Ahmed Mohamed membuat sebuah alat peledak atau bermaksud menakut-nakutin orang.

"Yup, itulah yang saya pikir itu," kata salah seorang petugas kepolisian, yang menyatakan kalau remaja Muslim tersebut merupakan murid yang baik dan tidak pernah bermasalah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement