REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Massa pendukung pemerintah Malaysia melakukan unjuk rasa, Rabu (16/9). Selain menyatakan dukungan bagi PM Najib Razak, massa juga menentang dominasi etnis Tionghoa.
"Cara hidup Melayu kami diancam. Kami ingin mendukung Melayu, Najib, dan memberitahu Tionghoa untuk tetap di tempat mereka," kata pengunjuk rasa Faisal Nur (23 tahun).
Ia termasuk sejumlah besar orang dari kubu pedesaan partai berkuasa Perhimpunan Bangsa Melayu Bersatu (UMNO), yang mengikuti unjuk rasa itu.
Banyak usaha di Kuala Lumpur dijalankan Tionghoa. Etnis ini memmbentuk sekitar seperempat dari penduduk Malaysia. Banyak toko mereka ditutup karena takut akan gangguan saat aksi berlangsung.
Unjuk rasa itu disebut memancing kerusuhan suku oleh tokoh UMNO dan lawan. Keserasian etnis menjadi perhatian negara sesudah kerusuhan maut aliran pada 1969.
Unjuk rasa itu adalah salah satu tampilan jelas dari yang banyak warga moderat Malaysia peringatkan, yakni kecenderungan mengkhawatirkan terhadap keharmonisan suku dan agama di kalangan orang Melayu.
UMNO yang memerintah Malaysia 58 tahun memberikan keuntungan ekonomi kepada Melayu dengan menyatakan itu diperlukan untuk mencegah kekuasaan mereka dari etnis Tionghoa dan India.