REPUBLIKA.CO.ID, OUAGADOUGOU -- Militer Burkina Faso mengonfirmasi telah melakukan kudeta. Kudeta dilakukan beberapa pekan jelang pemilihan umum. "Pemerintah transisi telah dibubarkan," ujar militer dalam pernyatannya di stasiun Teevisi, Kamis (17/9) pagi.
Pernyataan militer disampaikan setelah sehari sebelumnya personel elit militer kepresidenan menahan presiden dan perdana menteri transisi.
Letan Kolonel Mamadou Bamba yang membacakan surat kudeta mengritik aturan pemilihan umum yang melarang anggota partai presiden terdahulu ambil bagian dalam pemilu 11 Oktober mendatang.
Jenderal Gilbert Diandere, sekutu dekat mantan presiden Blaise Compaore telah ditunjuk sebagai pemimpin baru. Diandere merupakan mantan kepala staf angkatan bersenjata Burkina Faso saat Compaore masih menjabat.
Laporan menyebut kericuhan sempat terjadi pascakudeta. Militer melepaskan tembakan ke arah pengunjuk rasa. Sejumlah orang juga ditangkap.
Presiden Prancis Francois Hollande mengecam aksi kudeta itu. Ia meminta Presiden interim Michel Kafando dan Perdana Menteri Isaac Zida dilepas.
Compaore yang telah berkuasa selama 27 tahun digulingkan melalui revolusi pada tahun lalu. Sejumlah politikus penting yang beraliansi dengan dilarang ikut dalam pemilu.