REPUBLIKA.CO.ID, OUAGADOUGOU -- Di tengah desingan peluru di jalanan, militer Burkina Faso mengambil alih udara dan mengumumkan menguasai pemerintahan, Kamis (17/9).
Kudeta terjadi hanya beberapa pekan sebelum pemilihan umum digelar. Pengumuman itu disiarkan di televisi dan radio. Militer mengatakan pemerintahan transisi dibubarkan dan presiden sementara tidak lagi berkuasa.
Pemimpin kudeta mengidentifikasi diri sebagai Dewan Nasional untuk Demokrasi. Garda elit pengawal presiden selama beberapa bulan terakhir secara terbuka menunjukkan tidak setuju dengan pemerintah transisi.
Komunika yang dibaca oleh Letkol Mamadou Bamba mengkritik aturan pemilu yang mencegah anggota mantan partai presiden berpartisipasi dalam pemilu 11 Oktober. Pendukung mantan presiden juga dilarang mencalonkan.
Bamba mengatakan proses yang dimulai dengan koheren, adil dan bijaksana akan berujung pada pemilu yang inklusif.
Pemerintahan transisi dibentuk setelah Presiden Blaise Compaore dikudeta tahun lalu oleh demonstrasi rakyat.