REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Petro Poroshenko meminta pemerintahnya menghapus enam wartawan Eropa dari daftar sanksi yang baru dipublikasikan, Kamis (17/9), setelah daftar tersebut menuai kritikan dari negara-negara sekutu di Barat.
Poroshenko, Rabu, menandatangani keputusan untuk menjatuhkan sanksi kepada lebih dari 900 orang dengan alasan keamanan nasional.
Daftar terkena sanksi, yang sebagian besar merupakan warga Rusia dan anggota kelompok pemisah, itu juga memasukkan 34 wartawan dan tujuh penulis blog dari berbagai negara termasuk Inggris, Jerman dan Spanyol. Hal itu merusak citra Ukraina yang pro-demokrasi di kalangan para pendukungnya dalam konflik dengan Rusia.
"Kebebasan pers merupakan nilai absolut bagi saya," kata juru bicara pemerintah Svyatoslav Tsegolko dengan mengutip Poroshenko dalam akun Twitter.
Seorang juru bicara dewan keamanan mengatakan nama dua koresponden Spanyol dan seorang koresponden Jerman juga akan dicabut dari daftar.
Pelarangan bagi jurnalis itu mengundang kritik dari Komisioner Uni Eropa yang bertanggung jawab atas pemekaran, Johannes Hahn.
"Saya terkejut dan saya prihatin. Dan saya pasti akan membicarakan ini dengan kolega-kolega saya di Ukraina karena ini bukanlah semangat Eropa," katanya di Brussel.
Badan-badan pemantau internasional seperti Komite Perlindungan Jurnalis dan Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) mengatakan sanksi itu akan membatasi kebebasan media.