Jumat 18 Sep 2015 00:49 WIB

Atasi Kemiskinan, Pemerintah Harus Perbaiki Produksi Nasional

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Julkifli Marbun
Drajad Wibowo
Foto: Republika/Prayogi
Drajad Wibowo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Untuk mengurangi angka kemiskinan, pemerintah harus menjadikan masyarakat Indonesia sebagai produsen dari berbagai produk pangan. Pemerintah harus memperbaiki berbagai permasalahan di sisi produksi, misalnya mengapa sapi Indonesia tidak bisa bersaing dengan sapi negara lain. Atau mengapa impor kedelai Indonesia semakin hari semakin besar.

“Demi mengurangi angka kemiskinan dalam jangka satu tahun, pemerintah harus memperbaiki sistem produksi nasional,” ujar Direktur Sustainable Development Indonesia Drajad Wibowo kepada Republika.co.id,” Kamis (17/9).

Apabila rakyat Indonesia sukses menjadi produsen, maka otomatis mereka memperoleh penghasilan. Pada akhirnya, hal ini akan mengangkat mereka dari kemiskinan.

“Tapi butuh intervensi negara untuk melakukannya,” kata dia. Sayangnya, paket kebijakan ekonomi yang dirilis pemerintah kurang memberikan insentif untuk perbaikan produksi nasional sehingga belum dilirik oleh investor.

Perbaikan produksi nasional dinilai lebih bermanfaat ketimbang harus menurunkan harga-harga kebutuhan pokok. Penurunan harga barang bisa saja digunakan untuk mengurangi angka kemiskinan, namun itu hanya berlaku untuk data statistik saja. Apabila ingin menurunkan harga kebutuhan, mau tidak mau pemerintah akan membanjiri pasar domestik Indonesia dengan produk pangan impor. Begitu harga turun, otomatis statistik angka kemiskinan akan menurun pula. Namun itu hanya sebatas permainan statistik semata.

“Kalau ini dilakukan, kemiskinan struktural akan bertambah banyak,” ucap Drajad. Pasalnya para petani dan peternak menjadi kurang diberdayakan. Mereka akan menjadi korban dari  derasnya impor produk pangan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement