REPUBLIKA.CO.ID, KARANGAANYAR -- Pekurban di Kabupaten Karanganyar, Jateng, tak perlu khawatir soal ternak yang jadi kurban tak sehat.
Soalnya, Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) memperketat pemantauan akses keluar-masuk hewan. Pemantauan guna mengawasi kemungkinan ternak mengidap penyakit Brucelosis.
Jelang perayaan Hari Raya Kurban Disnakkan Karanganyar meningkatkan monitor keluar-masuk ternak. ''Kami menempatkan tim dokter hewan ke sejumlah wilayah untuk melakukan pemeriksaan dan pemantau ternak,'' kata Sumijarto, Kepala Disnakan Kabupaten Karanganyar, Jum'at (18//9).
Menurut Sumijarto, pengawasan dilakukan, terutama bagi hewan yang masuk dari wilayah perbatasan. Seperti, Kabupaten Sragen, Kabupaten Boyolali (Jateng), dan Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ngawi (Jatim). Daerah tersebu diawasi ketat, karena merupakan akses lalu-lintas hewan kurban.
Posko di Kecamatan Jaten, Karanganyar dan Karangpandan, ditempatkan lima dokter hewan. Disnakkan juga membuka layanan call center, apabila ditemukan ada indikasi hewan kurban yang sebelum disembelih mati mendadak.
Disnakkan Karanganyar juga bakal mengerahkan mantri hewan di setip kecamatan, guna melakukan pemeriksaan sebelum maupun sesudah Hari Raya Idul Adha.
Dsnakkan juga sudah melakukan pemberian obat cacing mulai pada H-21 Hari Raya Idul Adha. Jadwalnya, dilakukan secara bertahap. Pertama, mendatangi peternak. Kemudian H-7 giliran pedagang yang didatangi.
Sumijarto menambahkan, tidak menutup kemungkinan, hewan ternak sapi yang bermasalah sengaja ''dibuang'' ke daerah lain. Ini untuk menutup atau menghlangkan jejak kalau ternaknyang bersangkutan berpenyakit. Untuk ini Disnakka berkoordinasi dengan penjual dan pembeli sapi di Kabupaten Karanganyar.
Seperti diketahui, populasi ternak sapi di Kabupaten Karanganyar tercatat 53.000 ekor. Namun, pedagang dari luar daerah masih memperjual-belikan hewan kurban ke Karanganyar. Pedagang luar daerah biasanya mulai ramai jualan dipinggir jalan pada H-7. Pasar hewan dadakan biasa muncul sepanjang jalan raya.