REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Hal yang pasti datang, namun tidak seorang pun mengetahui kapan datangnya adalah kematian. Seringkali kematian itu datang mendadak. Misalnya, kematian akibat serangan jantung, tenggelam di sungai, tertabrak mobil, atau pesawat yang ditumpangi jatuh.
Namun, kata Prof Dr KH Didin Hafidhuddin MS, arti kematian mendadak itu berbeda antara orang-orang beriman dan orang-orang kafir. Bagi orang-orang beriman, selama dia berada dalam kebaikan, maka kematian mendadak itu merupakan suatu berkah.
“Walaupun bagi keluarga yang ditinggalkan, kepergian seorang anggota keluarga secara mendadak itu menyisakan kesedihan,” kata Guru Besar IPB Bogor itu saat mengisi pengajian guru dan staf administrasi Sekolah Bosowa Bina Insani di Masjid Al-Ikhlas Kompleks Bosowa Bina Insani Bogor, Jawa Barat, Jumat (18/9).
Sedangkan bagi orang-orang kafir, kata direktur Pasca Sarjana Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor itu, kematian mendadak mrupakan azab. “Rasulullah menegaskan, kematian mendadak merupakan rahmat bagi orang mukmin dan azab bagi orang kafir,” ujar KH Didin Hafidhuddin.