REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishub) DKI Jakarta dinilai belum tegas menanggapi keberadaan sopir tembak di DKI Jakarta. Kenyataan di lapangan kejahatan serta kecelakaan yang terjadi sering melibatkan sopir tembak.
"Sopir tembak masih banyak, Dishub dan Polisi harus bertindak secara tegas dan jangan hanya operasi berbentuk seremonial saja," ujar pengamat transportasi, Azis Tigor Nainggolan kepada Republika.co.id, Jumat (18/9).
Azis mengatakan di jalan-jalan ibukota masih terlihat sopir tembak yang berkeliaran. Kalau terus dibiarkan, lanjutnya, dapat berakibat buruk untuk pengguna transportasi umum.
Menanggapi adanya satgas khusus (satgas tatib) untuk merazia sopir tembak, kata Azis harus konsisten. Melihat sejumlah ruas jalan di DKI Jakarta sering dijadikan tempat ngetem, bukti jika kinerja Dishub dan Kepolisian belum maksimal.
Adanya sopir tembak dinilai buruk sebab pikiran mereka hanya tentang mencari storan. Hal tersebut secara otomatis akan membuat ugal-ugalan si pengemudi. Dishub diimbau harus melakukan operasi penegakan secara nyata. Kemudian untuk mereka yang tertangkap harus diberikan sanksi tegas baik terhadap operator, ataupun supir tembak.
"Jadi cabut izin usahanya, jangan hanya trayeknya," kata dia.