Jumat 18 Sep 2015 16:48 WIB

Dua Sandera WNI Sudah Berada di Jayapura Papua

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Bayu Hermawan
Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Hinsa Siburian (kiri) menerima dua WNI korban penyanderaan di zona zero antara RI - Papua Nugini (PNG), Jumat (18/9).
Foto: Antara/Indrayadi
Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Hinsa Siburian (kiri) menerima dua WNI korban penyanderaan di zona zero antara RI - Papua Nugini (PNG), Jumat (18/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/ Cenderawasi, Letkol TNI Teguh Puji Raharjo mengatakan dua orang warga negara Indonesia (WNI) yang disandera oleh kelompok bersenjata di wilayah Papua Nugini kini sudah berada di Jayapura, Papua.

Letkol TNI Teguh Puji Raharjo, mengungkapkan, dua sandera itu sudah diserahkan dari pihak pemerintah PNG kepada pemerintah Indonesia, yang diwakili Pangdam XVII/Cendrawasih, Mayjen TNI Hinsa Siburian, di Kantor Konsulat Jenderal (Konjen) Indonesia di Vanimo, Papua Nugini.

''Penyerahan itu dilakukan pada pukul 13.00 Waktu Indonesia Timur (WIT),'' katanya saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (18/9).

Kemudian setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan, dua sandera yang diketahui bernama Sudirman dan Badar itu langsung dibawa menuju Jayapura, Papua. Pihaknya, lanjut Teguh, pun sudah menyerahkan dua orang sandera itu kepada Polda Papua untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

''Kemungkinan besar saat ini sudah bersama keluarganya,'' ujarnya.

Upaya pembebasan ini, ungkap Teguh, dilakukan oleh tentara PNG (PNG Army). Namun, pihaknya juga tetap berkoordinasi dengan PNG Army dalam membawa dua sandera itu ke tanah air. Sebelumnya, kelompok bersenjata yang melakukan penculikan terhadap dua WNI di sekitar perbatasan Indonesia dengan PNG, akhir pekan lalu.

Penculikan itu terjadi saat dua WNI itu tengah melakukan penebangan pohon di sekitar wilayah Skofro, Distrik Keerom, Papua. Kemudian para pelaku membawa dua sandera itu ke wilayah PNG, tepatnya di Skouwtiau, Vanimo.

Sedangkan terkait upaya peningkatan penjagaan di wilayah perbatasan, Kapendam XVII/Cendrawasih mengungkapkan, pihaknya tentu akan melakukan upaya peningkatan penjagaan di wilayah perbatasan PNG-Papua Nugini. Selama ini, para personel TNI memang tiap hari selalu melakukan penjagaan dan patroli secara berkala di sekitar wilayah perbatasan tersebut.

Namun, Teguh mengakui, kondisi cuaca dan medan di wilayah perbatasan memang sedikit menyulitkan aparat keamanan dalam melakukan patroli penjagaan. Medan yang berat berupa hutan lebat dan jalan yang belum tentu bisa dilewati oleh para personel dan kendaraan. Pun dengan perubahan cuaca yang cukup ekstrim.

''Jadi tidak seperti di Jawa. Kalau di sini, siangnya panas, tiba-tiba sore bisa berubah menjadi hujan lebat. Tapi, kami sudah dan akan terus melakukan patroli dan menjaga keamanan masyarakat,'' ujar Teguh.

Tidak hanya itu, Teguh menyebut, dengan adanya insiden penculikan ini tentu diharapkan semua aparat keamanan dan masyarakat yang tinggal di sekitar perbatasan bisa meningkatkan kewaspadaan. Kendati demikian, Teguh menilai, warga masyarakat tidak perlu takut untuk melakukan kegiatan rutin harian mereka.

''Jangan nanti malah mengganggu kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat yang sudah berjalan,'' ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement