REPUBLIKA.CO.ID, IRVING -- Pekan ini, masyarakat internasional dihebohkan dengan berita seorang remaja asal Irving, Texas, AS, Ahmed Mohamed (14 tahun) yang ditangkap karena dituduh membuat bom. Padahal, benda itu hanyalah jam biasa.
Namun, Ahmed yang beragama Islam sempat ditahan di tengah fenomena Islamofobia yang menyelimuti daratan Amerika.
Dikutip dari laman Guardian, Jumat (18/9), sejak menjadi anak baru di MacArthur, Irving, Texas, tahun lalu, Ahmed sudah menarik perhatian. Semua teman laki-laki imigran asal Sudan ini mengenalnya sebagai anak yang membuat alat-alat menakjubkan, bahkan gila.
Teman-teman sekelasnya bahkan membawa benda elektronik untuk diperbaiki oleh Ahmed. Bahkan beberapa diantara mereka membeli beberapa gadgetnya.
Karena kepandaiannya, Ahmed memiliki identitas yaitu bocah penemu. Sampai pada Senin (14/9), remaja memakai kaca mata ini berangkat ke sekolah dengan membawa jam buatan sendiri.
Dallas Morning News melaporkan, Rabu (16/9) seperti dikutip dari laman Independent mengatakan sang guru bukannya terkesan malah memanggil polisi.
Perlakuan yang diterima Ahmed berbeda dengan bocah penemu asal AS lainnya, Taylor Wilson yang saat berusia 14 tahun membangun reaktor fusi nuklir. Dia membawa suhu inti plasma sebagai inti dari matahari.
Setelah bereksperimen selama bertahun-tahun, dengan susah payah mendapatkan bahan, alat, dan keahlian, ia mampu bergabung dengan klub elit ilmuwan yang telah menciptakan matahari mini di Bumi.
Tidak lama kemudian, Wilson memenangkan 50 ribu dolar AS dari sebuah pameran ilmu pengetahuan untuk perangkat yang dapat mendeteksi bahan nuklir dalam kontainer kargo. Ia kemudian menunjukkannya pada presiden AS Barack Obama selaku sponsor pameran ilmu pengetahuan.
Ahmed benar-benar menjadi remaja Muslim yang terkenal. Ahmed melalui akun twitternya @IstandWith Ahmed mengungkapkan rasa terima kasihnya dan kebahagiaannya.
"Terima kasih. Kita bisa menghentikan ketidaksetaraan rasial dan mencegah hal seperti ini terjadi lagi," ujarnya.
Di postingan lainnya ia juga mengungkapkan kebahagiaannya karena masyarakat masih mempedulikannya.
"Terima kasih untuk dukungan anda! Aku tidak berpikir orang-orang akan mempedulikan bocah laki-laki Muslim," tulisnya.