Jumat 18 Sep 2015 21:12 WIB

Ibu dan Dua Anaknya Tewas Dibantai, Polisi Fokus pada Lima Orang

Rep: Issha Harruma/ Red: Ilham
Petugas mengidentifikasi mayat (ilustrasi).
Foto: Antara
Petugas mengidentifikasi mayat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolda Papua Barat Brigjen Royke Lumowa mengatakan, hingga saat ini penyidik belum menetapkan tersangka dalam kasus pembantaian seorang ibu hamil dan dua anaknya di Teluk Bintuni, Papua Barat. Royke mengatakaan, penyidik masih terus menelusuri kasus tersebut.

"Pelakunya belum kami tetapkan, tapi bukti-bukti terus kami kumpulkan. Dari 14 saksi, setelah dilakukan pemeriksaan mendalam mengerucut ke lima saksi yang diduga mengetahui peristiwa itu, kelimanya saling kenal," kata Royke saat dihubungi, Jumat (18/9).

Royke mengatakan, polisi belum menentukan tersangka sebab dua alat bukti sebagaimana diatur Undang-Undang belum lengkap. "Bukti boleh dikatakan 90 persen, tinggal 10 persen, kita nunggu itu (untuk menetapkan tersangka)," ujarnya.

Ia menjelaskan, jika nantinya tersangka merupakan anggota TNI, maka pihaknya akan menyerahkan ke penyidik Detasemen Polisi Militer (Denpom) Papua Barat. Jika orang sipil, maka pihaknya akan meneruskan pengusutan.

Terkait saksi, Royke mengatakan, penyidik mengetahui saksi-saksi tersebut dari penggunaan ponsel genggam yang dilakukan oleh salah satu dari kelima saksi yang semuanya berteman. Salah satu saksi itu memegang telepon selular korban dan menelepon saudara korban yang ada di Jayapura.

"Lalu saudara korban ini menginformasikan ke kita. Lalu kita lacak komunikasinya ke mana," ujarnya.

Ia pun membenarkan satu dari lima saksi tersebut merupakan anggota TNI.‎ Royke mengatakan, karena adanya saksi dari anggota TNI maka pihaknya melakukan koordinasi dengan pihak TNI. TNI pun, lanjutnya, memberi respon yang baik.

"Melihat ada saksi dari Anggota TNI, kita koordinasi dengan pihak Korem dan Danpom. Sangat responsif, mereka bergabung ke kita, penyelidikan bersama. Sampai saat ini sangat responsif," kata Royke.

Royke menjelaskan, jenazah pertama kali ditemukan di rumahnya pada Kamis (27/9) malam. Dari penelusuran, ketiga korban diperkirakan dibunuh dua hari sebelumnya, Selasa (25/9) antara pagi dan siang waktu Indonesia Timur.

Berdasarkan hasil visum, polisi menemukan sejumlah tanda adanya kekerasan pada korban. Para korban, lanjutnya, dibunuh menggunakan golok dan benda tajam. Meski begitu, polisi belum dapat memastikan apa motif di balik pembunuhan tersebut.

"Yang pasti bukan perampokan. Apakah ada unsur dendam, sampai saat ini belum ada petunjuk-petunjuk yang mengatakan kelima saksi ini kenal dengan korban, belum ada petunjuk ke sana. Ini baru pengakuan dari saksi-saksi dan dikuatkan suami korban," jelasnya.

Selain itu, Royke mengatakan, penyidik juga belum bisa memastikan apakah ada pemerkosaan terhadap ibu hamil tersebut. "Sebenarnya kami belum bisa memastikan apakah ada tanda-tanda seksual. Tapi, maaf, kelaminnya luka kena benda tajam, iya," ujar Royke.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement