REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT, KALTENG -- Sejumlah masyarakat di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, mendukung rencana pemerintah setempat yang akan merelokasi Bandara Haji Asan Sampit.
"Kami dari Forbes LSM (Forum Bersama Lembaga Swadaya Masyarakat) Kotim setuju dan mendukung rencana Bandara Haji Asan dipindah ke Ujung Pandaran. Memang sudah saatnya Kotim berbenah di sektor penerbangan," kata Ketua Forbes LSM Kotim, Audy Valent, di Sampit, Sabtu.
Bandara Haji Asan Sampit yang saat ini berlokasi di pinggir Sungai Mentaya Kelurahan Baamang Hulu Kecamatan Baamang, diwacanakan dipindah ke kawasan pantai Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit.
Meski jarak lokasi baru itu sekitar 80 kilometer dari Sampit Ibu Kota Kabupaten Kotim, namun dinilai akan lebih banyak manfaat yang didapat dibanding hanya sekadar relokasi demi kepentingan penerbangan.
Audy menilai, dengan lokasi Bandara Haji Asan Sampit yang saat ini sudah dikepung permukiman penduduk, diperkirakan akan menemui masalah lebih kompleks seiring terus bertambah padatnya bangunan permukiman di sekitar bandara nantinya. Faktor kelaikan dan keselamatan penerbangan tentu menjadi pertimbangan.
Pengembangan Bandara Haji Asan Sampit di lokasi saat ini juga akan sulit karena makin banyak permukiman warga di sekitar bandara. Selain itu, gangguan kabut asap akibat kebakaran lahan yang terjadi setiap tahun saat kemarau.
Jika bandara dipindah ke pantai Ujung Pandaran, maka gangguan kabut asap tidak akan terjadi karena tiupan angin dari laut Jawa cukup kencang.
Selain itu, untuk pengembangan juga akan lebih mudah karena lahan yang tersedia masih sangat luas. Posisinya yang di bibir pantai juga dapat mengurangi resiko kecelakaan penerbangan dan dampaknya.
Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kotim, Fadlian Noor mengatakan, wacana relokasi bandara ke kawasan Ujung Pandaran untuk kepentingan jangka panjang.
Dengan lokasi dan kondisi bandara di lokasi yang ada saat ini, akan sulit dikembangkan padahal kebutuhan transportasi udara terus meningkat, tambahnya.