REPUBLIKA.CO.ID,PADANG -- Dua dari 82 nagari atau desa di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, merupakan daerah rawan tsunami karena berada di sepanjang pantai barat Sumatera.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam Maizul Hendri di Lubuk Basung, Sabtu, mengatakan kedua nagari ini yakni, Nagari Tiku Selatan dan Nagari Tiku Lima Jorong yang berada di Kecamatan Tanjung Mutiara.
"Kedua nagari ini berada disepanjang garis pantai sekitar 43 kilometer dengan jumlah penduduk sekitar 10.000 orang," katanya.
Agar masyarakat siap menghadapi bencana ini, BPBD Agam tiap tahun memberikan simulasi kepada warga yang tinggal di sepanjang garis pantai tersebut.
"Ini dengan tujuan agar mereka tidak panik saat gempa berpotensi tsunami melanda daerah itu," katanya.
Lalu, BPBD Agam juga telah memfasilitasi berdirinya Kelompok Siaga Bencana (KSB) dan telah memberikan pelatihan kepada anggota kelompok.
Selain itu, Pemkab Agam juga telah membuat jalur evakuasi dan dua nagari ini juga telah dipasang sembilan unit sirene peringatan tsunami.
Kesembilan unit sirene ini berasal dari BMKG Sumbar sebanyak satu unit dan delapan unit dari BNPB pusat.
Sirene ini berada di Kantor Camat Tanjung Mutiara, Jorong Gasang Kaciak, Jorong Banda Gadang, Pasi Paneh, Ujung Labuang, Muaro Putih, Masang, Labuan, dan Subang-subang.
"Sirene tsunami ini setiap tanggal 26 diuji coba untuk mengetahui apakah sirene ini masih baik, sehingga sirene ini berbunyi saat gempa bumi yang berpotensi tsunami melanda daerah itu," katanya.
Kabupaten Agam dengan luas sekitar 2.232 kilometer persegi memiliki 16 kecamatan dan 82 nagari dengan panjang pantai sekitar 43 kilometer.