Senin 21 Sep 2015 07:20 WIB

Vonis Udar Pristono Dibacakan Hari Ini

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Angga Indrawan
Terdakwa kasus korupsi pengadaan bus TransJakarta, Udar Pristono menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (20/5).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Terdakwa kasus korupsi pengadaan bus TransJakarta, Udar Pristono menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (20/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis hakim Pengadilan Tipikor Jakarta akan menjatuhkan vonis terhadap Udar Pristono, Senin (21/9). Mantan kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta itu sebelumnya didakwa terlibat korupsi dalam pengadaan Bus Transjakarta tahun 2012-2013.

Dalam sidang tuntutan, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat menuntut bekas bawahan mantan gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ini selama 19 tahun penjara dan denda sebesar Rp 1 miliar subsider enam bulan penjara. Udar dinilai terbukti melakukan korupsi dalam pengadaan Bus Transjakarta tahun 2012-2013.

"Meminta majelis hakim menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Udar Pristono selama 19 tahun penjara," ujar JPU Victor Antonius di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (13/7).

Jaksa menganggap Udar terbukti melakukan perbuatan melawan hukum dengan memperkaya diri sendiri dan atau orang lain atau korporasi serta pencucian uang. Selain menuntut pidana penjara dan denda, jaksa juga meminta majelis hakim memutuskan untuk menyita barang bukti serta aset-aset Udar.

Menurut Victor, selama persidangan berlangsung, tidak ada alasan yang bisa menyangkal dakwaan. Apalagi, menurut penuntut umum, Udar tidak kooperatif selama proses persidangan. Hal itu masuk pertimbangan memberatkan. Sedangkan, menurut penuntut umum, tidak ada hal-hal yang meringankan terdakwa.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement