Senin 21 Sep 2015 13:37 WIB
Penistaan Masjid Al Aqsa

Tolak Penistaan Masjid Al Aqsa, Warga Samarinda Sumbang Cincin Kawin

Aksi menolak penistaan Masjid Al Aqsa di Samarinda, Kaltim, Ahad (20/9)
Foto: knrp
Aksi menolak penistaan Masjid Al Aqsa di Samarinda, Kaltim, Ahad (20/9)

REPUBLIKA.CO.ID,SAMARINDA -- Aksi Solidaritas untuk Palestina yang dilakukan serentak dibeberapa kota di Indonesia, juga dilakukan di Kota Samarinda, Ahad (20/9) oleh Komunitas Alquds Voulenteer Samarinda dan Komite Nasional Rakyat Palestina (KNRP) Kalimantan Timur di GOR Sempaja Samarinda, Kalimantan Timur.

 

Masyarakat Samarinda sendiri sangat antusias mengikuti aksi ini, bahkan ada yang ikut menyumbang di antaranya uang sebesar Rp 15,1 juta dan cincin pernikahan 23 karat seberat 2,210 gram.

 

“Telah diketahui bersama kabar dari Palestina atau Masjid Al-Aqsa membuat mata menjadi perih dan sedih karena pembagian waktu Masjid Al-Aqsa (At Taqsiim Az Zamaaniy) oleh pemerintah zionis Israel,” ujar Ketua KNRP Kalimantan Timur Ali Hamdi, dalam rilisnya kepada Republika.co.id, Senin (21/9).

Dirinya melanjutkan, membagi waktu tertentu untuk ibadah Yahudi dan di waktu ygan lain untuk ibadah kaum Muslimin.

“Pemerintah zionis Israel telah menerapkan kebijakan ini dengan melarang kaum Muslimin baik yang laki-laki dan perempuan memasuki Masjid Al-Aqsha di waktu pagi dan mengkhususkannya untuk ibadah orang-orang Yahudi saja,” terang Ali.  

 

Berikutnya, masih menurut Ali, terkait dengan pembagian tempat (At Taqsiim Al Makaaniy). Mengkhususkan sebagian area Masjid Al-Aqsa untuk membangun sinagog Yahudi, sebagai tahap awal mendirikan Salomon Temple palsu.

Pekerjaan proyek ini, ujarnya, telah dimulai akhir-akhir ini oleh pemerintah zionis Israel dengan merampas sebagian wilayah pemakaman Ar-Rahmah yang berdempetan dengan Masjid Al-Aqsa, sebagai tahap awal untuk membuka gerbang yang menyambungkan ke area timur Al-Aqsa.

Sekretaris KNRP Kalimantan Timur Taufik Hidayat mengatakan, Masjid Al-Aqsa adalah hak kaum Muslimin saja. Tidak ada yang berhak selain umat Islam.

“Masalah Al-Aqsa adalah akidah, umat Islam terikat secara ideologis, yang banyak ditegaskan dalam Alquran, hadis, serta fakta-fakta sejarah,” kata pria yang juga Anggota MUI Kalimantan Timur ini.

 

Aksi ini juga bertujuan untuk menyadarkan kaum Muslimin terhadap rencana negatif Israel yang ingin membagi-bagi Masjid Al-Aqsa. Selain itu, mengajak mereka menghentikan eksekusi yang sudah berjalan ini serta turut ambil bagian dalam menjaga muqaddasatul muslimin (tempat yang disucikan kaum muslimin).

 

“Kami mengajak semua warga Samarinda dan Kalimantan Timur pada umumnya untuk turut berpartisipasi dalam aksi solidaritas ini, dan menggugurkan tanggung jawab kita di hadapan Allah yang pasti akan menanyakan kepada kita semua kelak, Madza fa’altum lil-Aqsho? (Apa yang sudah kalian perbuat untuk Masjid Al-Aqsa?), dan aksi ini salah satu jawabannya,” tegas Taufik.

 

Aksi kali ini memiliki beberapa acara, diantaranya orasi beberapa tokoh di  Kota Samarinda, teatrikal oleh anak-anak sekolah, seribu tanda tangan serta galang dana peduli Palestina dan Al-Aqsa.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement