Selasa 22 Sep 2015 06:11 WIB

Puan: Laju Pertumbuhan Penduduk Perlu Dikendalikan

Menteri Kordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani.
Foto: Antara
Menteri Kordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani mengatakan laju pertumbuhan penduduk perlu dikendalikan. Pengendalian menjadi penting mengingat angka kelahiran sekitar 4,5 juta bayi per tahun.

"Apabila tidak dapat dikendalikan maka diperkirakan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2035 akan mencapai 450 juta jiwa," kata Puan Maharani di Jakarta, Senin (21/9).

Pernyataan tersebut sehubungan Seminar Tingkat Tinggi Terkait Isu Kependudukan hasil kerja sama UNFPA, BKKBN, IPADI dan Koalisi Kependudukan. Puan menambahkan, besarnya jumlah penduduk akan mempengaruhi ketersediaan pangan, ketersediaan lahan, energi, lapangan pekerjaan dan lain sebagainya.

Menyikapi hal tersebut, pemerintah telah menyelesaikan Grand Design Pembangunan Kependudukan Tahun 2011 - 2035 melalui koordinasi lintas sektor. Dia menjelaskan, terdapat tiga aspek penting yang melatarbelakangi.

Pertama, kependudukan di Indonesia memasuki fase krusial ditandai dengan perubahan angka kelahiran dan pertumbuhan penduduk yang keduanya cenderung stagnan bahkan meningkat pada beberapa tahun terakhir. Kedua, kebijakan kependudukan di Indonesia belum menjadi bagian yang integral dan selaras dalam kebijakan pembangunan.

"Ketiga, dinamika kependudukan di Indonesia mengarah ke fase peluang bonus demografi," ujarnya. Oleh karena itu menurut dia, Grand Design Pembangunan Kependudukan disusun melalui lima strategi utama. Antara lain, pengendalian kualitas penduduk, peningkatan kualitas penduduk, pembangunan keluarga, penataan persebaran dan mobilitas penduduk serta penataan administrasi kependudukan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement