Selasa 22 Sep 2015 02:37 WIB

Fatayat NU Fokus pada Ekonomi dan Kesehatan

Rep: Andi Nurroni/ Red: Esthi Maharani
fatayat nu
Foto: .
fatayat nu

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sayap organisasi Nahdlatul Ulama (NU) di sektor perempuan muda, Fatayat NU, akan menguatkan peran mereka di sektor ekonomi dan kesehatan. Konsep penguatan tersebut dibahas dalam Kongres ke-15 yang dilangsungkan di Surabaya, 18-22 September, dan akan diturunkan dalam berbagai program kerja.   

Ketua Umum PP Fatayat NU Ida Fauziyah menyampaikan, salah satu sidang pleno khusus membahas rekomendasi, baik internal maupun eksternal. Dalam rekomendasi eksteral, menurut Ida, sejumlah isu dibahas dan akan menjadi rekomendasi bagi pemerintah. Isu tersebut, menurut Ida, mulai dari pemberdayaan ekonomi, kesehatan, kekerasan terhadap anak hingga isu kesetaraan jender.

"Hasil-hasilnya masih menunggu keputusan sidang pleno. Segera kami sampaikan," ujar Ida kepada Republika, Senin (21/9).    

Sekretaris Jenderal PP Fatayat NU Anggia Ermarini menyampaikan, ke depan, isu ekonomi dan kesehatan akan semakin diberikan fokus perhatian. Anggia menggambarkan, Fatayat merupakan organisasi kemasyarakat di sektor perempuan yang punya potensi besar bagi perubahan masyarakat, tak terkecuali di sektor ekonomi.

Dengan keanggotaan sekitar 7 juta orang, menurut Anggia, pemberdayaan ekonomi akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan keluarga.

"Jika satu anggota dalam keluarga, dikalikan empat, jadi 28 juta. Kontribusinya sangat besar," ujar Anggia.

Anggia menyampaikan, di sektor ekonomi Fatayat NU akan mendorong penguatan kewirausahaan dan koperasi yang selama ini sudah ada.

"Potensi kita besar. Rata-rata di setiap basis massa punya produk unggulan. Misalnya di Malang, ada olahan apel, jilbab, di Jepara ada industri rumahan roti basah, dan banyak lagi," kata Anggia.

Kekuatan ekonomi itu, kata Anggia akan dihimpun dan semakin dibuka aksesnya terhadap pasar. Dalam praktiknya, kata dia, mereka akan mendorong dukungan pemerintah.

Sementara di sektor kesehatan, menurut Anggia, penyuluhan dan pendampingan kesehatan reproduksi dan gizi akan ditingkatkan.

"Saat ini, 3 dari 10 anak kekurangan gizi. Kader-kader kami akan kami dorong menjadi pendamping," ujar Anggia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement