REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kelompok konservasi IUCN ingin Indonesia dan donor internasional mengambil langkah darurat untuk menyelamatkan badak terunik di dunia, badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis). Mereka memperingatkan, badak terakhir di Bumi itu sangat dekat pada kepunahan.
International Union for the Conservation of Nature (IUCN) adalah salah satu badan konservasi terbaik di dunia. Mereka mengatakan badak Sumatera hanya tersisa kurang dari 100 ekor di pulau Sumatra dan Kalimantan, Indonesia.
Satu-satunya badak Sumatera di Malaysia terakhir terdeteksi dua tahun lalu di Sabah, pulau Borneo. Para ahli mendeklarasikan bulan lalu ia sudah punah dari Malaysia.
Kepala Komisi Keselamatan Spesies IUCN, Simon Stuart mengatakan kepunahan badak ini akan terjadi lebih cepat jika tidak dilakukan aksi darurat.
"Krisis pemburuan, penurunan populasi dan perusakan habibat yang terus berlangsung membuat kepunahan badak Sumatra dalam waktu dekat menjadi semakin mungkin," kata dia.
Badak Sumatra adalah badak terkecil diantara tiga spesies badak di Asia. Populasi spesies ini menyusut setengahnya dari satu dekade lalu. Selain badak Sumatera, ada lagi badak Jawa Rhinoceros sondaicus yang berjumlah hanya 57 ekor dan badak India Rhinoceros unicornis berjumlah 3.000-an.
Stuart mengatakan kelompoknya tidak bisa melacak penurunan jumlah spesies sejak ratusan tahun lalu karena perburuan ilegal. Pemburu melakukannya demi cula atau tanduk pada badak yang bernilai tinggi.