Selasa 22 Sep 2015 19:27 WIB

ICBC Grup Pinjamkan 500 Juta Dolar AS ke Eximbank

Rep: Binti Sholikah/ Red: Djibril Muhammad
ICBC
ICBC

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank ICBC Indonesia bersama dengan ICBC Asia menandatangani perjanjian penyediaan fasilitas pinjaman dalam bentuk club deal kepada Indonesia Eximbank. Pinjaman tersebut senilai 500 juta dolar AS.

Presiden Direktur ICBC Indonesia, Shen Xiaoqi, mengatakan pinjaman tersebut untuk pembiayaan kegiatan pendukung perdagangan luar negeri. Dalam perjanjian tersebut ICBC Asia berperan sebagai lead arranger.

Penandatangan perjanjian tersebut merupakan realisasi tahap awal dari nota kesepahaman pemberian fasilitas kredit senilai 20 miliar dolar AS yang telah ditandatangani pemerintah Indonesia, melalui Kementerian BUMN, dengan ICBC Limited, di Beijing awal tahun ini. ICBC Limited merupakan perusahaan induk dari ICBC dan ICBC Asia.

"Penandatangan ini menjadi komitmen ICBC Indonesia untuk membantu perkembangan ekonomi di Indonesia," jelasnya dalam acara tersebut.

Shen Xiaoqi menjelaskan, pinjaman tersebut diberikan seluruhnya dalam mata uang dolar AS, dengan tenor 5 tahun dan bunga (rate) sekitar 3 persen. ICBC Indonesia merasa yakin berkerja sama dengan Indonesia Eximbank karena milik negara. Suku bunga yang diperjanjikan dinilai suku bunga yang cukup bagus yang disediakan.

Shen Xiaoqi menyatakan, portofolio kredit Agustus 2015 lebih dominan mata uang dolar AS. Namun, dia melihat perkembangan bertambahnya pinjaman dalam mata uang rupiah, karena rupiah semakin banyak digunakan dan lebih gampang bagi ICBC Indonesia untuk mendapatkan dana dalam bentuk rupiah.

Meskipun perjanjian kali itu dalam mata uang dolar AS, namun ke depan asalkan ada kebutuhan lebih banyak dari Indonesia Eximbank, ICBC dapat menambah bantuan pinjaman. "Bisa juga kami sediakan pinjaman dalam mata uang lain terutama renminbi," ujarnya.

Direktur Eksekutif Indonesia Eximbank Ngalim Sawega mengatakan, sebanyak 50 persen portofolio perusahaan dalam bentuk dolar AS. Ke depan, Eximbank masih akan tetap perlu dolar karena selama tumbuh akan tetap perlu funding.

Menurut dia, tahap awal ini Indonesia Eximbank dan ICBC untuk sementara melakukan perjanjian pinjaman 500 juta dolar AS. Dia akan melihat dalam perjalanan lancar atau tidak. Kalau lancar masih terbuka lebar kerjasama antara Indonesia Eximbank dgn ICBC.

"Sepanjang Indonesia Eximbank memerlukan, maka bisa untuk arrangement berikutnya," jelasnya.

Ngalim menambahkan kerja sama tersebut merupakan kepercayaan lembaga keuangan internasional kepada Indonesia Eximbank dalam mendapatkan akses pendanaan untuk kegiatan perdagangan luar negeri. "Kerja sama ini akan dilanjutkan di masa mendatang," ujarnya.

Duta Besar Cina untuk Indonesia, Xie Feng, menambahkan, sejak berdiri pada 2007, ICBC Indonesia aktif bekerja sama dengan perusahana lokal dan mendorong kerjasama dalam bentuk mata uang renminbi.

ICBC Indonesia tidak hanya mengembangkan diri sendiri tapi juga mendorong ekonomi Indonesia secara keseluruhan. Perjanjian pinjaman tersebut untuk mendukung infrastruktur dan pengembangan ekonomi di Indonesia.

Menurut dia, kerja sama finansial dan keuangan menjadi komponen penting hubungan Cina dan Indonesia. Cina dan Indonesia bersama-sama telah mencapai hasil kerja sama di berbagai bidang, seperti mencegah dampak krisis, membangun Bank Infrastruktur Asia, dan lainnya.

 

Selain itu, pekan lalu Cina Development Bank (CDB) menandatangani pinjaman dengan tiga bank BUMN dengan total nilai 3 miliar dolar AS. Sejak Agustus 2015, Bank Sentral Cina dua kali membeli obligasi pemerintah Indonesia.

"Dengan bertambahnya penandatangan perjanjian pada hari ini, kami yakin pada potensi dan prospek perkembangan ekonomi Indonesia di masa depan," tuturnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement