Selasa 22 Sep 2015 23:08 WIB

SBY: Indonesia-Australia Harus Bekerjasama Atasi Perubahan Iklim

 Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan Orasi Ilmiah bertajuk 'Reorintasi Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia Merespon Perkembangan Global' di Graha Sanusi Hardjadinata, Kampus Unpad, Kota Bandung, Jumat (11/9).
Foto: Republika/ Edi Yusuf
Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan Orasi Ilmiah bertajuk 'Reorintasi Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia Merespon Perkembangan Global' di Graha Sanusi Hardjadinata, Kampus Unpad, Kota Bandung, Jumat (11/9).

REPUBLIKA.CO.ID, PERTH -- Mantan Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menekankan pentingnya kerjasama antara Indonesia dan Australia di dalam upaya global mengatasi laju perubahan iklim.

"Di pertemuan tingkat tinggi di Paris, Perancis, bulan Desember mendatang, Indonesia dan Australia harus bekerjasama agar menuju Paris dan menandatangani kesepakatan yang mengikat dan yang bisa diterapkan terkait dengan pemanasan global," katanya di kampus Universitas Australia Barat (UWA), di Perth, Selasa (22/9).

Sebagai Presiden Global Green Growth Institute, SBY sangat bersemangat membahas upaya-upaya global meredakan laju perubahan iklim, yang tanpa dilakukan intervensi bisa berdampak malapetaka bagi semua penduduk Bumi.

Ia menekankan Indonesia dan Australia sama-sama memproduksi bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak, dan gas.

"Kita harus kerjasama agar produksi batu bara tidak menambah pemanasan bumi atau menambah emisi gas rumah kaca," ujar negarawan yang mendapatkan gelar doktor kehormatan dari UWA.

Aspek kerjasama lain yang harus diperdalam antara Indonesia dan Australia adalah di bidang pemeliharaan hutan, di mana hutan Indonesia di Borneo merupakan satu dari tiga paru-paru dunia.

"Hutan lain yang menjadi paru-paru dunia adalah hutan di Congo (Afrika) dan Brasil (Amerika Selatan)," katanya lagi.

Kerjasama lain yang sangat potensial, masih terkait dengan isu lingkungan, adalah pengembangan mobil listrik atau kendaraan yang lebih rendah emisi karbonnya.

"Dan kita juga bisa mengembangkan green growth, green economy," ucapnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement