Selasa 22 Sep 2015 23:16 WIB

Ini Alasan Pemprov DKI Dorong Pemotongan Kurban di RPH

Rep: C26/ Red: Bayu Hermawan
Sejumlah hewan kurban dijajakan di Trotoar Jalan KH Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Ahad (20/9).   (Republika/Yasin Habibi)
Sejumlah hewan kurban dijajakan di Trotoar Jalan KH Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Ahad (20/9). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta Darjamuni mengatakan Pemprov DKI memang mengimbau pemotongan hewan kurban di rumah pemotongan hewan (RPH).

Alasannya adalah demi kesehatan warga Ibu Kota atas penyebaran penyakit yang berasal dari hewan yang dikurbankan. Darjamuni menyebut di RPH semuanya lebih terjamin. Pasalnya dilakukan orang yang sudah berpengalaman. Termasuk pengecekan kesehatan hewan.

"Hewan yang akan dipotong juga pasti akan dicek kesehatan terlebih dahulu. Tentunya dipastikan hewan yang dipotong harus yang sehat," katanya kepada Republika.co.id.

Ia juga menyebut RPH sudah berpengalaman dalam pengolahan limbah ataupun darah bekas hewan. Jadi tidak perlu dikhawatirkan penyebaran penyakit. Sebab dikhawatirkan juga cairan darah memgandung spora yang dapat membahayakan kesehatan jika tidak ditangani dengan benar.

"Jadi dampak negatif misalnya penyakit sangat minim menyerang masyarakat," ujarnya.

Rencananya Pemprov DKI memang akan menurunkan petugas kesehatan untuk mengawasi prosesi pemotongan di wilayah masing-masing. Ini sebagai tindak lanjut setelah akhirnya melonggarkan ketentuan pemotongan di RPH. Darjamuni menyebut pihaknya telah menambah jumlah petugas yang diturunkan. Ada 855 petugas yang akan berjaga di lokasi saat pemotongan.

"Dari Ikatan Dokter Indonesia kira-kira 50 orang, dari fakultas kedokteran IPB (Institut Pertanian Bogor) 300 orang. Juga dari Deptan hampir 100 orang. Sisanya orang dari kita," katanya lagi.

Dengan total tersebut maka Pemprov DKI yakin dapat mengawasi dengan maksimal. Hal ini guna menghindari dampak negatif dari pemotongan langsung seperti masalah kesehatan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement